10. 小杨猛你等着 - Yang Meng Kecil, Tunggu Kau!

103 12 4
                                    

"Dia selalu membahas masa lalu kepadaku, mengatakan kalau dia menyesal memperlakukanku seperti itu ketika sekolah, menyesal menggunakanku sebagai batu loncatan untuk mengambil kesempatan dekat denganmu. Menyesal menggunakanku sebagai pelampiasan, menemuiku untuk memuntahkan semua kekesalannya setelah kamu marah. Dia mengatakan jika saja waktu dapat kembali diputar, dia akan memberiku setengah dari hal-hal baik yang dia curahkan padamu saat itu..."

Bai Luoyin terkejut, "Apakah saat itu dia memperlakukanmu begitu buruk?"

"Tidak sih!". Yang Meng menggaruk kepalanya, "Saya sudah lama melupakannya. Yang saya ingat hanya dua ingus di hidung besarnya".

Bai Luoyin menunjuk kacang kering di atas meja teh, sambil menyapa Yang Meng.

"Makan Kastanye ni".

Yang Meng melihatnya sekilas, dan berkata ringan, "Saya terlalu malas untuk mengupasnya".

"Semuanya sudah dikupas".

Bukankah ini terbungkus cangkang? Sambil mengernyitkan kening YangMeng memegangnya. Padahal tidak tipis lapisan cangkang yang membungkusnya!

"Mengapa kamu harus mengupasnya dan menaruhnya di sini?". YangMeng memasang ekspresi tidak semangat.

"Saya tidak mengupasnya, Gu Hai yang telah mengupasnya sebelum dia pergi. Tidak apa-apa, masih ada kacang Macadamia". Bai Luoyin menunjuk ke gundukan hitam.

Sementara Yang Meng menyesalkan hal-hal yang dibuang begitu saja, dia juga menyesalkan kalau Gu Hai masih mencintai Bai Luoyin seperti biasanya.

"Saya benar-benar iri padamu!". Yang Meng memegang tangan Bai Luoyin, "Apakah pernikahanmu sangat bahagia?".

Bai Luoyin menghela napas, "Menikah itu tidak sebaik yang dibayangkan. Saya sarankan kamu jangan menikah. Sungguh, sebelum kamu menikah, kamu itu satu pribadi, tapi setelah kamu menikah, kamu akan menjadi dua pribadi. Cara kita bergaul juga harus berubah, perasaan tidak akan sama seperti sebelumnya, saya juga merasa menyesal".

Yang Meng menatap wajah Bai Luoyin yang melas  tetapi masih tidak bisa menyembunyikan ketampanannya. Dibandingkan dengan perubahan yang dia lihat dalam dua tahun terakhir ini, dia benar-benar tidak mengerti, kalau saat ini dari mana letak penderitaan Bai Luoyin berasal.

"Apakah dia masih melakukan pekerjaan rumah untukmu?". Yang Meng bertanya.

Bai Luoyin menjawab tanpa berpikir, "Masih!".

"Apakah dia membuatkanmu masakan empat atau lima hidangan untuk sekali makan?".

"Mmm".

"Memijatmu setiap malam?".

"Ya begitulah".

"Dia menyerahkan semua uangnya padamu?"

"Ya".

Yang Meng menggertakkan giginya, "Saya benar-benar ingin menamparmu! Apa lagi yang kamu inginkan?".

"Kamu tidak mengerti. Meski menikmati perlakuan seperti itu, tapi statusnya berbeda, secara mental juga berbeda, begitupun rasa juga sudah pasti berbeda".

Yang Meng mendengus dingin, "Kamu sudah terbiasa di jalanmu sehingga kamu tidak bisa menemukan jalanmu yang sekarang".

Ekspresi Bai Luoyin tegang untuk beberapa saat, dan akhirnya meledak dalam kegembiraan, tersenyum seperti angin musim semi.

"Hanya bercanda, menikah itu baik, dan kamu akan merasa nyaman, kamu harus cepat mencari seseorang yang ingin kamu nikahi! Oh iya, omong-omong, kita baru saja membicarakan Youqi, tapi kenapa melibatkanku? Harus bagaimana? Jadi beban pikiranmu?".

Yang Meng berpikir sejenak, lalu berkata sambil bergumam: "Menurutku sih si Youqi itu mungkin masih belum melupakanmu. Setiap kali dia mengungkapkan perasaannya kepadaku, dia selalu membahasmu. Saya sedikit ragu apakah dia menyukaiku, atau karena ada bayanganmu pada diriku?".

Saat dia mengatakan itu, YangMeng berdiri di hadapan Bai Luoyin dengan tangan di sakunya.

"Dari mana saya mirip denganmu? Memangnya saya bisa berubah!".

Bai Luoyin menatap tubuh mungil yang berada di depannya, dia tidak bisa menahan tawa, "Kamu tidak perlu khawatir, kita tidak memiliki kesamaan kecuali jenis kelamin yang sama. Kalau dia menyukaimu, dia juga akan sama sepertiku. Tidak ada yang dimasalahkan. Yang penting kalian harus berpikir, bagaimana menyikapi hubungan kalian berdua? Lanjut atau tidak?".

"Kamu tidak mengerti". Yang Meng berkata tegas, "Sebelum dia menyatakan cintanya kepadaku, perlakuan dia seperti orang bodoh. Jika dia tidak bermaksud seperti itu, bukankah itu suatu lelucon?".

"Benar juga...". Bai Luoyin merenung, "Mengapa kamu tidak melakukan hal yang sama, jika kamu benar-benar tidak menyukainya, kamu dapat mencari seorang wanita untuk diajak berkencan! Sekarang kamu mengenal lebih banyak orang, dan pekerjaanmu layak, seharusnya ada banyak gadis yang bersedia bersamamu. Jika dia benar-benar menyukaimu, ini bisa jadi alasan bijaksana sebagai penolakanmu. Jika dia tidak menyukaimu, apapun itu, kamu tetap membutuhkan seorang pacar".

Yang Meng memikirkannya, "Cara ini terdengar bagus, intinya adalah jika dia menggunakan berbagai alasan untuk melarangku berkencan, pekerjaan...".

"Tunggu sebentar". Ponsel Bai Luoyin berdering, "Saya mau menjawab panggilan dulu".

Yang Meng mengangguk.

Bai Luoyin mengambil ponselnya dan pergi ke ruangan lain. Setelah beberapa saat, dia kembali dengan sedikit senyuman di matanya.

"Panggilan dari Gu Hai?". Yang Meng bertanya ragu.

Bai Luoyin mengangguk.

Yang Meng bertanya lagi, "Apakah kamu memberitahunya kalau saya sedang berada di sini?".

"Saya memberitahukannya". Bai Luoyin berkata dengan gembira, "Bahkan saya juga memberitahukan menyuruhmu tinggal di sini untuk makan malam".

"Jangan!". Yang Meng berkata dengan ekspresi takut, "Dia akan membunuhku!".

Bai Luoyin mengangkat bibirnya sambil tersenyum, "Jangan khawatir, sekarang dia tidak berpikiran sempit seperti dahulu".

Yang Meng menghela napas lega.

"Saya turun dulu untuk membeli beberapa bahan makanan, kita kan bersaudara, kita minum-minum nanti sambil mengobrol". Bai Luoyin berkata pada Yang Meng.

Yang Meng berdiri, "Ikut!".

Bai Luoyin mendorong Yang Meng kembali ke sofa, "Tidak usah, saya akan segera kembali".

Tidak lama setelah Bai Luoyin pergi, Yang Meng menerima pesan teks dari Gu Hai.

"Tunggu kau".


Are you addicted?

KECANDUAN (SPIN OFF) Where stories live. Discover now