15. 一个恐怖惊喜 - Sebuah Kejutan Yang Mengerikan

97 8 0
                                    

Malam itu, Bai Luoyin membantu Yang Meng mengemasi barang-barangnya.

"Apa kamu yakin akan pulang besok?". Bai Luoyin bertanya.

Yang Meng mengangguk, "Besok Gu Hai akan pulang, apa saya masih berani tinggal di sini?".

Bai Luoyin tampak murah hati, "Tidak apa-apa kalau kamu mau tinggal di sini lebih lama lagi. Bukankah ada dua kamar tidur yang kosong? Lagipula kalau siang hari kami jarang di rumah dan malam baru pulang. Kamu bisa tinggal di sini selama beberapa hari lagi, nanti Gu Hai akan memasakkanmu beberapa makanan enak, kamu sudah berhari-hari di sini tapi belum mendapatkan makanan yang layak".

Yang Meng memikirkan pesan teks yang diterimanya beberapa hari yang lalu, segera dengan tegas menolak, "Tidak sopan, sebaiknya saya pulang saja! Saya sudah menemukan jawabannya dalam beberapa hari terakhir ini dan saya tidak berhak marah pada orang seperti itu".

Bai Luoyin tersenyum tanpa berkata apa-apa.

Setelah semuanya dikemas, Yang Meng masih gugup. Haruskah dia pergi mencari Youqi? Ketika Youqi datang beberapa hari yang lalu untuk mengajaknya pulang, Yang Meng hanya berdiri diam, akibatnya Youqi tidak lagi peduli selama beberapa hari ini, dan sekarang, Yang Meng tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Dalam dua hari terakhir ini, dia berpikir jika Youqi datang lagi, dia akan ikut dengan Youqi, tetapi Youqi menghilang begitu saja.

Pulang saja kepadanya? Semakin saya memikirkannya, semakin saya merasa tidak berguna.

Tapi apa yang bisa saya lakukan jika saya tidak menemukannya?

Selama ini Yang Meng banyak membantu mengurus hal-hal yang berkaita dengan Youqi, akan sangat sulit jika dia benar-benar meninggalkannya sendirian.

Sekarang Yang Meng sudah berbalik melawan arus dan berusaha menolak untuk kenal lagi dengan orang lain. Akan tetapi, Yang Meng yang selalu berpergian, dan semua temannya tahu kalau Yang Meng sekarang bukan Yang Meng lagi yang dahulu, dia sudah menjadi orang kaya, dan saat ini tiba-tiba dia terlempar kembali ke bentuk aslinya, dimana dia bisa meletakkan wajahnya?

Bai Luoyin berbalik dan melihat Yang Meng yang masih linglung, segera tangannya menepuk kepala belakang Yang Meng, "Apa yang kamu pikirkan?".

"Saya memikirkan ini malam terakhir menginap di rumahmu. Jadi mari kita mengobrol malam ini". Faktanya, Yang Meng ingin mengambil kesempatan ini untuk meminta bantuan Bai Luoyin.

Tanpa pikir panjang Bai Luoyin langsung setuju.

Malam itu, mereka berdua bersandar di tempat tidur. Bai Luoyin menyalakan rokok dan mengisapnya dengan tenang.

"Sudah berapa lama ya terakhir kita tidur bersama?". Yang Meng bertanya dan menjawab sendiri, "Yang saya ingat ketika kau masih kecil, setiap hari kamu selalu datang ke rumahku, makan di rumahku, sampai tidurpun di rumahku. Apakah kamu masih ingat bantal harimau kecil yang dijahit nenekku? Setiap kali kamu datang ke rumahku untuk tidur, kita selalu berebut bantal itu, sekarang bantal itu masih tersimpan di lemari loh".

Garis wajah Bai Luoyin yang keras semakin melunak, "Tentu saja masih ingat, makanan di rumahmu jauh lebih enak daripada makanan di rumahku, selimutmupun bahkan lebih lembut daripada punyaku. Orang tuamu juga tidak pernah merasa keberatan setiap hari saya berlari ke rumahmu. Kalau dipikir-pikir, rasanya seperti baru kemarin, tiba-tiba sekarang kita sudah tua, dan hampir semua tetangga juga di daerah itu sudah pada pindah".

Yang Meng menghela napas, "Lebih seru menjadi anak-anak. Kamu bisa bersikap konyol sepanjang hari dan tidak perlu ada yang dikhawatirkan".

Bai Luoyin menoleh dan menatap Yang Meng, alisnya yang berkerut, mulut kecil itu terbuka dan menutup, semakin Bai Luoyin melihatnya, semakin menyenangkan matanya. Bai Luoyin tidak bisa menahan diri untuk tidak mengulurkan tangannya lalu mencubit wajah Yang Meng sambil menggoda. "Saat kamu masih kecil, kamu terlihat seperti perempuan kecil, dan itu akan masih terlihat bagus ketika kamu besar nanti".

"Aduh, aduh, aduh...". Yang Meng tidak senang mendengarnya, segera dia menghempaskan tangan Bai Luoyin ke bawah.

Bai Luoyin sudah lama tidak menyentuh wajah lembut itu, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak mencubitnya beberapa kali, sambil menatap Yang Meng dengan pandangan dalam, "Sudah bertahun-tahun ini saya belum menyentuh seorang wanita, dan akhirnya sekarang saya bisa menangkap si cantik ini. Kulit yang lebut dan kenyal, mengapa kamu tidak membiarkan saya memuaskan hasrat saya ini?".

"Jangan membuat masalah". Yang Meng meraih tangan Bai Luoyin dan bertanya dengan gugup, "Apakah kamu yakin Gu Hai tidak akan pulang malam ini?".

"Yakin!". Bai Luoyin berkata dengan enteng, "Dia punya jadwal tiket penerbangan besok jam tiga sore, jadi dia tidak akan bisa pulang sampai jam enam bagaimanapun caranya. Kenapa? Apakah kamu takut kalau dia akan melihat kita tidur bersama?".

Yang Meng mengangguk.

"Apakah dia sebegitu menakutkannya?". Bai Luoyin cukup bingung, "Meskipun dia seperti itu, dia punya alasan sendiri. Mengapa kalian kalau melihat dia itu seperti seorang pembunuh?".

"Itu bagimu". Yang Meng memasang ekspresi ketakutan di wajahnya, "Bagaimanapun, saya selalu takut saat melihatnya".

"Kamu itu! Tidurlah dengan tenang. Saya jamin dia tidak akan pulang sebelum tengah hari besok".

Yang Meng merasa sedikit lega dan mulai mengubah topik pembicaraan.

"Yinzi, menurutmu apa saya tidak apa-apa kalau pulang seperti ini?".

Bai Luoyin tidak mengerti, "Maksudmu?".

Yang Meng terdiam untuk waktu yang lama tanpa berkata apapun.

Bai Luoyin menyadarinya, "Saya mengerti. Kamu ingin kembali kepada Youqi, tetapi kamu merasa sudah tidak punya muka lagi. Kamu mau saya menghubungi Youqi dan memintanya untuk datang menemuimu, kan?".

"Kau mengenalku dengan sangat baik". Yang Meng meraih tangan Bai Luoyin, "Ingat, jangan sampai dia tahu kalau kita sudah membicarakan hal ini".

Bai Luoyin merasa terhibur dengan tatapan omelan Yang Meng.

Yang Meng merasa lega, lalu memicingkan matanya, segera merasa kantuk.

Tiba-tiba, suara gemerisik pintu terbuka hingga membangunkan Yang Meng. Segera dia meraih lengan Bai Luoyin dan bertanya dengan gugup, "Apakah Gu Hai datang?".

Bai Luoyin juga samar-samar mendengar suara itu, tapi setelah didengarkan dengan seksama, suara itu menghilang lagi, diapun menepuk bahu Yang Meng dan berkata, "Tidak apa-apa, itu suara dati pintu tetangga yang terbuka".

Saat saraf tegang Yang Meng hendak mengendur, suara jelas lainnya mengejutkannya sepenuhnya.

"Sayang----".

Panggilan yang jelas dan kuat datang dari kamar sebelah, disertai suara derit tempat tidur.

Bai Luoyin bisa membayangkan bagaimana Gu Hai mengendap-endap masuk, lalu menyelinap ke kamar tidur sebelah, kemudian menerkam tempat tidur dalam kegelapan, dan kemudian... Tapi hasilnya tidak menerkam apapun...

"Bukankah katamu dia tidak akan pulang?". Tangan Yang Meng seketika menjadi dingin.

Tubuh Bai Luoyin kaku dan tidak bisa berkata-kata.

"Yinzi, selamatkan aku!!!".

Bai Luoyin menghibur Yang Meng, "Tidak apa-apa, saya akan menjelaskannya".

Yang Meng memegang tangan Bai Luoyin erat-erat, "Jangan jelaskan, jangan jelaskan. Saya keluar sekarang dan jangan bilang kalau saya di sini. Saya akan mencari tempat untuk bersembunyi dahulu, lalu menyelinap keluar begitu ada kesempatan".

Lebih baik berbuat sedikit daripada berbuat banyak, jadi Bai Luoyin tidak punya pilihan selain setuju.

"Ingat, jangan pernah mengunci pintu".

Setelah memberikan banyak instruksi, Yang Meng segera masuk ke lemari rak buku di bawah meja.



Are you addicted?

KECANDUAN (SPIN OFF) Where stories live. Discover now