Giggle ⚠️

3.1K 225 106
                                    

Hari ini Haechan dipanggil oleh atasannya di minimart. Seorang wanita yang usianya sekitar tiga puluh tahun, Haechan biasa memanggilnya Noona Shin. Haechan tampak menundukkan kepalanya di depan wanita cantik tersebut.

"Kau memiliki masalah Chan?"

"Tidak Noona, aku hanya... ya, maafkan aku..."

"Hufff,, sudahlah... aku menegurmu karena aku peduli padamu. Kurangi melamunmu jika sedang bekerja, ya?"

"Iya Noona, terimakasih karena kau tidak memecatku..."

"Tentu tidak! Kau itu anak yang rajin Chan.. hei, jika kau memiliki masalah, kau boleh bercerita pada Noona.. jangan sungkan padaku..."

Haechan tersenyum dan mengangguk pelan. Noona Shin menegur Haechan karena melihat Haechan yang sering melamun dan mengabaikan salam pada setiap pelanggan yang masuk ke minimartnya. Haechan memang sering melamun belakangan ini. Pikirannya benar-benar tidak beres. Apalagi setelah kemarin Jeno maupun Yuta yang tidak mempercayai apa yang diceritakan oleh Haechan. Kenapa sulit sekali sih untuk meyakinkan orang-orang bahwa dia tidak berbohong?

Klining.

"Selamat datang di Cozzy Mart... eoh? Mark?"

"Hai Haechan!"

Sesuai dugaan Haechan, Mark kembali membeli makanan dan minuman yang sama. Apa Mark tidak memiliki selera makanan yang lain? Haechan acuh dan memindai barang yang ada di hadapannya. Haechan melihat sebuah kunci mobil menyembul dari saku celana Mark. Sedikit mengernyit mengingat kembali ponsel mahal milik Mark yang pernah dilihatnya, kini mobil? Kenapa tidak menyewa apartemen yang lebih baik saja sih?

"Chan.. Haechan?"

"Ooh, ya maaf.. totalnya.."

"4.200 won. Aku sudah hafal.." Mark terkekeh sambil mengeluarkan ponselnya, terbiasa bertransaksi menggunakan Q-Code.

"Haechan, kau baik-baik saja? Kemarin aku melihat seorang petugas polisi keluar dari kamarmu.."

Haechan menoleh menatap Mark. Mengangguk pelan, "Ya Mark.. aku tidak apa .. hanya saja.."

"Hanya saja?..."

"Rasanya kepalaku sedikit bingung..."

"Mmm, karena?" Mark menelengkan kepalanya, masih berada di depan meja kasir. Kebetulan Minimart itu masih sepi pelanggan. Jadi Mark cuek saja mengobrol dengan Haechan yang sedang bekerja.

"Tidak ada yang mempercayaiku... Ah maksudku aku jadi sedikit tidak yakin bahwa aku benar karena orang-orang tidak percaya pada ceritaku, Mark.. ya begitulah.." Haechan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sedikit terkejut karena malah bercerita pada Mark, tetangga barunya itu.

"Aku percaya padamu.."

Haechan mendongak, melihat Mark yang tersenyum tampan sekali.

"Uh?"

"Iya.. aku percaya padamu Haechan.."

"Ah.. haha.. tapi aku tidak cerita apapun padamu Mark... jadi.."

"Oleh karena itu, cerita padaku Haechan-ah.. aku mempercayaimu."

Haechan bergeming di balik meja kasirnya, saat merasakan jemari Mark mengusap pipi tembamnya perlahan. Matanya saling memandang pada pria jangkung di depannya. Saat kedua pasang mata itu masih saling terpaku satu sama lain, sudut mata Haechan menangkap siluet seseorang di balik pilar di luar Minimart. Haechan memekik kecil, pria bermasker itu lagi! Pria itu ada di sana, Mark yang melihat arah pandangan Haechan dengan cepat berbalik, menatap pilar yang berdiri kokoh di luar pintu kaca Minimart.

WITNESS [END]Where stories live. Discover now