Disorder

1.8K 216 41
                                    

Seorang wanita paruh baya terlihat cemas menunggu hasil yang akan dijelaskan lebih lanjut oleh dokter yang kini memasuki ruangan dengan membawa secarik kertas. Dokter yang masih terlihat rupawan di usianya yang menginjak lima puluh tahun itu duduk dan mengenakan kacamatanya kemudian melirik pada wanita yang tampak duduk gugup di hadapannya.

"Hmm.. dokter Choi.. bagaimana?"

"Diagnosis sementara adalah ASPD. Antisocial Personality Disorder. Penderita ASPD cenderung menunjukkan perilaku yang menyimpang dari norma, namun nyonya.. Karena usia Mark sekarang masih terlalu kecil untuk menyimpulkan dan melakukan MRI, sebaiknya anda memberikan sesi terapi khusus bagi Mark..  masih terlalu dini untuk menyimpulkan hanya karena beberapa perilakunya saat ini.."

Ibu Mark, nyonya Lee tampak terkejut. Anaknya yang sulung itu memang terlihat jelas sedikit berbeda daripada adik kembarnya. Puncaknya adalah saat Mark hampir saja menggantung anjing peliharaan mereka.

"T-tapi dokter, apakah itu bisa hilang seiring Mark bertambah usia?"

"Depends, ma'am. Ada dua kemungkinan berdasarkan bagaimana individu dengan diagnosis awal ASPD berkembang di masa depan.."

Dokter bernama Choi Minho itu mengetuk-ngetuk pulpen emas dengan grafir logo Rumah Sakit tempatnya praktek.

"..suspek sembuh atau sebaliknya, kemungkinan terburuk jika suspek tidak ditangani dengan baik sejak dini.. ASPD akan memasuki tahapan khusus, sering disebut sebagai sosiopat. Dan itu buruk."

"Astaga, dokter.. apa yang harus saya lakukan? Anakku, Mark... Dia.."

"Langkah awal hanyalah memberinya terapi singkat, kau bisa mendaftarkan Mark untuk menjalani terapi di sini, dan ya aku berharap ini tidak berkembang lebih buruk."

---

Mark menjalani hari-harinya tanpa bergaul selain bersama adik kembarnya, Jeno. Mark menuruti ucapan orangtuanya untuk mengikuti sesi terapi bersama dokter Choi. Dan menurut dokter Choi, perkembangan Mark selama bertahun-tahun ini menunjukkan hasil yang signifikan. Dalam arti yang baik. Hanya saja, untuk berbaur bersama orang-orang, Mark masih kesulitan. Maka dari itu Mark tidak bekerja di usianya yang sekarang. Kedua orangtua Mark dan Jeno pindah ke Kanada untuk melanjutkan usaha keluarga mereka di sana.

Dan sang ibu yang sudah melihat bahwa Mark telah melewati terapi dengan hasil memuaskan bersama dokter Choi, setuju saja saat Mark berkata ingin tetap tinggal di Korea bersama Jeno. Jeno sendiri menyanggupinya.

Hanya dengan Jeno saja Mark dapat berinteraksi panjang lebar. Mungkin karena keduanya memiliki sedikit kemiripan, lagipula mereka anak kembar walaupun dilahirkan dengan selisih jarak yang cukup lama.

Jika kalian pikir hasil terapi bersama dokter Choi berhasil, oh percayalah kalian tertipu. Mark pandai dalam memanipulatif dan mengeksploitasi. ASPD miliknya sudah berkembang menjadi sosiopat, menjadikannya seseorang dengan kepribadian psiko.

Jeno memasuki kamar Mark yang selalu tampak gelap dan remang, Mark tidak terlalu menyukai ruangan terang, lebih nyaman dalam temaram.

"Mark, aku tahu kau yang melakukannya bukan?"

Mark menoleh dan menaikkan sebelah alis camarnya.

"Oh ayolah, anak tetangga yang jaraknya satu blok. Siapa ya namanya... Renjun.. sebulan menghilang dan beberapa hari lalu ditemukan dalam kondisi mengenaskan, kau tahu? Tubuhnya tidak utuh..."

Mark terkikik kecil, Mark tidak pernah menunjukkan tawa anehnya itu pada orang lain, hanya pada Jeno saudara kembarnya dan pada...mangsanya... Mark mengangguk-angguk, cekikikannya semakin keras terdengar dan mulai tidak terkendali.

WITNESS [END]Where stories live. Discover now