Epilog

3K 181 66
                                    

Yuta kini berusaha menjalani kembali hari-harinya seperti biasa sebagai petugas polisi di divisi satu kepolisian kota Seoul. Jalan yang Yuta tempuh benar-benar buntu. Kepolisian kota Jeju sama sekali tidak membantu. Dan Yuta tidak dapat seenaknya mengacaukan yuridiksi mereka jika terus saja mencari Haechan.

Suatu hari Yuta menerima kabar bahwa Lee Jeno, anak seorang pengusaha besar di Kanada meninggal karena terbunuh dan terbakar di apartemennya sendiri. Berita itu cukup menggegerkan karena sampai saat ini pelakunya belum diketahui dan pihak keluarga meminta kepolisian Kanada untuk menutup kasusnya.

Yuta cukup terkejut ketika menyadari itu adalah Jeno yang dicarinya. Dan apa-apaan? Jeno meninggal?

"Apa selama ini Haechan ada di Kanada? Bersama Mark dan Jeno? Tapi Jeno meninggal, bagaimana bisa..."

"Bisa sajalah.. kupikir Mark Mark itu yang paling tinggi level gila-nya..."

"Lucas..."

"Apa? Kau mau pergi ke Kanada mencari Haechan lagi? Dude, gajimu saja habis karena pulang pergi berkali-kali ke Jeju! Mungkin sudah saatnya kau move on dari kasus Haechan.. mungkin saja Haechan memang sudah tiada..."

Yuta diam. Memang benar apa yang dikatakan Lucas. Yuta sempat menelantarkan pekerjaannya di Seoul demi mengurusi kasus Haechan. Atasannya sudah menegur berkali-kali karena mendengar kabar bahwa status Haechan sudah dipastikan meninggal oleh kepolisian Jeju namun Yuta masih tetap ngotot, alhasil sang atasan memberikan SP 1 kepada anak buahnya yang keras kepala ini. Membuat Yuta mau tidak mau patuh.

"Aku tahu kau masih penasaran.. menabung dulu saja ya? Pergi ke Kanada benar-benar membutuhkan dana yang besar Yuta..."

Yuta hanya dapat mengangguk lemah sambil menatap ponselnya yang menampilkan berita kematian Jeno.

"Jeno... apa yang terjadi padamu? Apa ini ada kaitannya dengan Haechan?"

Yuta bergumam dalam hati. Mengingat dokter Jeon dan istrinya yang dibantai oleh Haechan, mau tidak mau Yuta jadi berpikiran buruk. Tapi tidak mungkin pemuda semanis Haechan kini benar-benar menjadi seorang serial killer bukan?

Yuta memandang ke langit dari jendela kantor polisi. Menatap luasnya kebiruan yang membentang di atasnya. Dalam hati berucap harap bahwa suatu hari nanti semesta akan memberikannya kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya di masa lalu dan menemukan Haechan dalam kondisi baik. Ya, semoga.


---


Tahun demi tahun berlalu, tidak ada yang mengetahui keberadaan seorang Haechan. Hanya Mark, yang kini menjabat sebagai CEO di perusahaan milik keluarganya. Mau tidak mau Mark terpaksa bersosialisasi karena Jeno sudah meninggal. Dan itu sangat mengganggu jiwa seorang Mark Lee yang notabene seorang penderita anti sosial.

Hampir setiap hari sepulangnya dari perusahaan, kejiwaaan Mark yang benar-benar terusik karena terus-menerus berinteraksi dengan banyak orang membuncah dan Mark melampiaskannya pada Haechan di ruangan merah. Haechan tidak melawan, patuh dan menerima semua perlakuan Mark. Terkadang menyukainya juga.

Shared psychotic. Pernah dengar? Jika kamu berada di lingkungan yang sama terus-menerus dengan seorang penderita disorder, dalam hal ini Mark—sebelumnya Mark dan Jeno— kamu akan terpengaruh dengan semua penyimpangan mereka dan mulai menganggapnya normal. Jadi, jika orangtuamu berkata untuk pandai-pandai memilih teman dalam bergaul.. percayalah mereka benar sekali. Karena pergaulan yang buruk dapat merusak kebiasaan yang baik.

Haechan kini selalu mengenakan pakaian tertutup. Beberapa minggu terakhir Haechan diperbolehkan Mark untuk pergi keluar rumah, ditemani penjaga tentu saja. Menggunakan masker dan topi untuk menutupi wajah. Haechan takut ada yang mengenalinya sebagai pembunuh, padahal semua hanya akal-akalan Mark. Mark menyabotase rekaman cctv apartemen dan membuat Jeno mati terbunuh karena sebuah perampokan. Mark melakukan itu untuk menahan Haechan tetap berada di sisinya.

WITNESS [END]Where stories live. Discover now