Chapter 7 : 19 - 20

1.7K 142 30
                                    


5

4

3

2

1

TIIITT
CHAPTER 19 - 20

__________________________________________________

Lokasi tempat anak-anak kucing, On dan Hong, mengubur bola hitam itu di luar dugaan Cale. Vila Viscount berjarak 30 meter dari gua. On dan Hong telah mengubur bola hitam itu sejauh 50 meter dari gua itu, di area yang dipenuhi pepohonan dan semak belukar, sehingga sangat sulit untuk menemukan bola itu.

"Kalian berdua agak luar biasa."

"Sesuatu seperti ini adalah sepotong kue."

On mengatakan itu mudah, tetapi Cale bisa melihat hidung On berkedut gembira. Cale, Choi Han, On, dan Hong berjongkok di sekitar lokasi di mana bola hitam, yang secara resmi dikenal sebagai Alat Pengganggu Mana, berada, dan melihat ke arah pintu masuk gua yang berjarak 50 meter, serta vila Viscount yang lebih jauh. jauh.

"Kau ingat rencananya?"

Cale telah menjelaskan rencananya dalam perjalanan mereka. Berbicara secara realistis, tidak ada banyak rencana.

"Total ada 6 orang yang berjaga saat ini."

_________________

"Oh, Cale-nim, bukankah ini saat-"

"Saat menyelamatkan bungsu!"

Ucapan Choi Han terpotong oleh teriakan energik Hong.

"Benar. Tapi sepertinya bagian sebelumnya dipotong."

Lanjut Choi Han.

"Benar juga, kenapa dipotong."

"Bagian saat kau bilang menghabiskan 20 juta galon untuk membeli bola hitam itu juga terpotong."

Tersentak.

Banyak orang terkejut atas deklarasi On.

"20 Juta?"

"Cale, karena itukah kau meminta uang yang cukup banyak sebelum pergi?"

"Itu sangat banyak bukan?"

"Itu tidak banyak. Memangnya 20 juta galon setara dengan nyawa?"

Jawab Cale.

'Benar juga sih.'

'Dia benar. Uang bukanlah apa-apa dibandingkan dengan menyelamatkan nyawa seseorang.'

'Aku lupa kalau dia adalah orang yang seperti itu.'

Sherit. Raja Naga terakhir. Tidak menyangka Cale menghabiskan uang yang cukup banyak untuk anaknya. Kini ia tahu kenapa Raon sangat overprotektif terhadap Cale. Itu karena Cale adalah penyelamatnya. Orang yang membebaskannya dari kegelapan. Dia merasa sangat bersyukur, Raon, anaknya yang tersisa, bertemu dengan manusia yang sangat baik seperti Cale. Benar kata orang-orang sebelumnya. Kata terima kasih saja tidak cukup untuk menyerukan rasa bersyukur mereka atas kehadirannya. Kini ia mengerti perasaan itu. Rasa terima kasih yang tiada habisnya ingin ia sampaikan. Namun ia tahu, orang berambut merah itu tidak menyukainya melihat reaksinya sebelumnya. Jadi dia hanya mengatakannya sekali, namun dengan menuangkan seluruh perasaannya.

"Cale, Terima kasih."

Ucapnya dengan senyuman lembut lagi tulus. Matanya ikut melengkung seiring dengan senyum yang ia lemparkan. Hingga tak terasa, air mata menggenang di pelupuk mata.

Cale yang mendapatkan kata 'Terima Kasih' membalasnya dengan anggukan dan senyuman yang tak kalah tulus dari senyuman Sherit.

Disisi lain, Raon yang juga sama terkejutnya dengan semua orang, semakin mengeratkan cengkramannya pada Cale. Ia tak menyangka, manusianya, penyelamatnya, rumahnya, hidupnya, sudah menghabiskan banyak uang untuk dirinya yang notabenenya saat itu tidak saling kenal. Ia rela pergi ke tempat berbahaya itu untuk menyelamatkan dirinya, padahal saat itu dia belum memiliki kekuatan kunonya.

TCF REACTION║FANFIC [Ongoing]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora