Chapter 30 : 94 - 95

950 102 51
                                    


5

4

3

2

1

TIITT
CHAPTER 94 - 95

__________________________________________________

Berdesir.

Cale saat ini berlari melalui tanaman merambat dan rumput tinggi yang tumbuh tinggi dan lebat tanpa ada hewan yang merusaknya di pulau itu.

Ketuk, ketuk, ketuk.

On dan Hong melompati pepohonan di sebelah Cale. Sudah membuat kabut di sekitar mereka, untuk berjaga-jaga jika diperlukan.

__________________________________________________

"Kenapa cepat sekali sampai kesini??"

"Itu karena kau tidur terlalu lama, dasar sialan."

Cale mendengus pada tanggapan pedas Eruhaben. Namun tak cukup sampai di sana, Eruhaben ternyata masih sempat untuk menggerutu.

"Tidur seperti mati."

"Pftt."

Semua orang berusaha menahan tawa yang mengancam akan meledak. Sontak, mata mereka tertuju pada si rambut merah yang duduk dengan tenang di sebelah Eruhaben. Tentu saja, dengan kerutan di dahinya.

Percaya atau tidak, benar-benar di butuhkan perjuangan untuk membangunkan si rambut merah. Mulai dari memanggilnya, mengguncangnya, menarik-narik tangan serta rambutnya, berteriak tepat di telinganya, hingga menggulingkannya dari kasur. Dan itu bahkan tidak membuatnya bangun.

Oh, Tuhan tahu betapa tidurnya seorang pemalas.

Dia bahkan sempat menampar pipi Eruhaben saat tiba gilirannya untuk membangunkan si rambut merah yang menyebabkan hujan tiba-tiba khusus untuk si rambut merah. Baru saat itulah Cale bangun, dan dengan polosnya dia bertanya apa yang terjadi hingga menyebabkan mereka berkumpul di kamarnya.

__________________________________________________

– Ini dia.

Cale berhenti bergerak setelah mendengar suara Raon. Cale bertanggung jawab atas sisi timur pangkalan di tengah.

Cale mengeluarkan bom sihir dari sakunya dan membawanya ke tanah. Gerakannya sangat berhati-hati.

'Aku akan mati jika ini meledakkanku.'

__________________________________________________

"Kupikir kau bahkan akan mati jika terkena sihir kecilku, manusia."

Cale mendengus saat merasakan Raon yang semakin bersandar di pangkuannya. Tanpa sadar, tangannya terangkat untuk mengelus tubuh Naga Hitam. Mungkin itu semacam kebiasaan, dimana dia akan selalu mengelus Raon, On atau Hong saat mereka berada di dekatnya.

Yah, meskipun ketiga anak itu tidak mempermasalahkannya. Tidak, mereka justru mendambakannya.

__________________________________________________

Bom yang digunakan di Rawa Hitam sudah sangat kuat, tapi bom ini dibuat dengan bahan yang lebih baik.

__________________________________________________

Semua orang membulatkan mata mereka.

'Dia memperkuatnya?'

'Akan seberapa hancur kerusakan yang disebabkan bom itu?'

Melihat kembali kerusakan yang di sebabkan oleh bom itu pada rawa hitam, akan seberapa hancur lagi jika hal itu di perkuat?

__________________________________________________

TCF REACTION║FANFIC [Ongoing]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon