Waktu

1.4K 153 12
                                    

Kalau ditanya salah satu yang paling misterius di dunia ini aku akan menjawab waktu. Bagaimana tidak? Siapa tahu kejadian beberapa hari berikutnya ataupun kejadian kejadian lain. Waktu itu sangat misterius, ada tapi tidak bisa dibuktikan.

Tidak terasa hanya hitungan hari lagi aku akan melepas masa-masa SMA ku. Semua prestasi dan kenangan yang aku buat selama disini akan tertanam permanen didalam memori indah ku. Sekolah adalah rumah kedua ku setelah guest house. Tempat kedua yang membuat ku merasa menjadi manusia paling bahagia.

Sedih tentu ada tapi bukan karena sekolah ini. Dulu aku sering sekali memenangkan olimpiade, aku memenangkan olimpiade tingkat nasional dalam geografi dan matematika. Beruntungnya aku mendapatkan emas untuk kedua olimpiade itu, bangga? Gausah kalian tanya. Semua orang saat itu sangat senang dan bangga sekali kepada ku.

Aku pulang kerumah dengan membawa dua medali emas yang aku sengaja kalungkan di leher. Pas sekali, semua anggota keluarga ku berada disana, entah apa yang mereka rayakan tetapi terlihat semuanya sangat bahagia.

Aku menghampiri mereka semua dengan raut wajah senang. Mereka melihat ku namun dihiraukan nya saja seperti itu. Aku akan bersuara sekarang.

"Semuanya Adel dapet 2 emas!!" Ucap ku dengan sangat bangga memperlihatkan kedua medali itu. Kak Ara dan Zee menengok, mereka berdua tersenyum. Ayah dan Bunda pun sama seperti itu.

"Selamat dudul!" Ucap kak Ara. Satu satunya yang memberi selamat kepada ku. Huft, berharap apa aku sama tanggapan mereka.

"Makasih kak Ara! Kalo gitu aku ke kamar duluan ya semuanya" Ucap ku sambil menahan tangis. Belum sampai aku menginjakkan kaki ku ke tangga, ayah dan bunda memanggil ku.

"Sini dulu Zee baru aja menang lomba basket Del! Dia juara 1, keren banget kan adek kamu ini" Ucap Bunda. Apa dia tidak merasa seperti itu juga kepadaku? Aku juga menang lomba! Aku juga ingin dibanggakan seperti Zee!.

"Tau nih main naik ke kamar aja, sini dulu kita rayain dulu dong!" Ucap Ayah. Apa mereka buta tidak melihat ku?.

"Wah selamat ya Zee tapi maaf banget aku harus ke kamar duluan soalnya mau lanjut les kan abis ini" Ucap ku berusaha tegar. Saat aku berbicara seperti itu juga tidak ada yang memperhatikan nya. Aku kembali menaiki tangga dan menuju kamar ku.

Menangis. Itu yang aku lakukan. Setidaknya dulu aku masih bisa menangis dirumah ini walaupun tidak pernah bersuara.

°°°

Kalian tidak perlu menebak lagi sekarang aku sedang berada dimana. Aku pikir narasi dari sang pencipta cerita ini sudah memberitahu kalian sedikit banyak tentang diriku.

Aku berada dihalaman belakang guest house. Kembali ku teringat tetang perempuan bernama Shalihah, sebentar. Aku sekarang menyebut nya dengan si Hijau. Entahlah, aku teringat dengan baju hijau nya malah itu. Semenjak kejadian itu, tidak ada satu hari pun aku tidak memikirkan dia dan bayi kecil lucu nya. Aku harap kita dapat dipertemukan lagi.

"Woi bengong aja kesambet pocong gundul Lo" Ucap Oniel membuat aku menengok ke arahnya.

"Ga jelas lu, diem ah gausah rusuh" Ucap ku dengan sedikit wajah kesal.

"Ih gue tau nih pasti lagi mikirin perempuan yang ku temuin waktu itu kan" Tebak Oniel.

"Ck apasih, udahlah gue mau ke dalem" Ucap ku lalu pergi meninggalkan Oniel disana.

Didalam saat ini sudah sangat ramai karena kebetulan sahabat ku satu lagi baru saja kembali ke Jakarta setelah 5 bulan menetap di Makassar.

Invisible StringWhere stories live. Discover now