Some Type Of Love

1.3K 178 20
                                    

Suasana yang sangat indah kalau bisa dilihat sekarang. Satu keluarga utuh, sebentar maksudnya satu keluarga yang akan utuh. Dua laki-laki dan satu perempuan yang sejak tadi tersenyum bahagia mendeskripsikan suasana hati mereka.

"Sam pelan pelan nak" Teriak Ashel karena Sam sejak tadi berlari-lari bersama Adel.

"Gapapa shel, aman kok sama aku" Teriak Adel sambil mengejar Sam.

Brugh

"SAM" Teriak Adel dan Ashel saat melihat Sam terjatuh. Mereka berdua pun berlari kencang ke arah Sam. Adel sudah memeluk Sam sekarang.

"Apa yang sakit? Bilang momi Sam!" Cemas Ashel melihat anaknya diam saja.

"Sayang, ada yang sakit ngga hm?" Lembut Adel karena ia tahu anak digendongan nya sedang ketakutan melihat Ashel dengan ekspresi nya seperti itu.

"Takut" Lirih Sam sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Maaf momi takut kamu kenapa kenapa, sekarang Sam ngerasain apa?" Ucap Ashel merasa bersalah kepada anaknya.

"Ini na cakit huwaaa hiks hiks" Ucap Sam yang tiba tiba menangis.

"Cel berdarah ini, kita cari tempat duduk aja dulu ya" Ucap Adel sambil melihat Ashel. Ashel pun menarik tangan Adel dan menuntunnya ke satu tempat yang ia lihat tadi.

"Sini Sam duduk dulu ya sama momi, papa ke situ dulu sebentar" Ucap Adel menaruh Sam di kursi yang ia duduki

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Sini Sam duduk dulu ya sama momi, papa ke situ dulu sebentar" Ucap Adel menaruh Sam di kursi yang ia duduki.

"Del sekalian dong beliin minum ya" Ucap Ashel lalu diangguki Adel.

Beberapa menit kemudian Adel kembali lagi dan sudah membawa beberapa minuman dan juga peralatan obat untuk mengobati luka Sam.

"Sini Sam papa pangku" Titah Adel lalu Ashel menaruh anaknya ke pangkuan Adel.

"Huwaa papa cakitt udahan cakit" Rengek Sam saat diobati Adel.

"Iya iya udah ini kok sebentar aja, kalo luka itu harus diobatin biar cepet sembuh kalo dibiarin aja tanpa apa apa nanti malah lama sembuh nya" Ucap Adel menenangi Sam.

"Makan dulu yuk udah jam segini" Ajak Ashel.

"Boleh, kamu mau makan apa? Sam mau makan apa?" Tanya Adel.

"Aku gampang kalo Sam dikasih HokBen juga dia makan" Jawab Ashel.

"Kamu mau apa biar aku yang jalan" Lanjut Ashel.

"Aku samain aja sama kalian deh" Ucap Adel lalu Ashel pun pergi membeli makanan. Tersisa Adel dan Sam disini. Sam sejak tadi berbicara tentang apa saja yang ia lihat selama berada di kebun binatang ini.

"Cam ceneng unya papa"

"Ulu cam unya emen api celakalang udah ngga agi kalna cam ga unya papa atanya"

"Cam cedih iat momii diomongin cama momi na emen emen cam ulu"

"Cam cuka belantem cama meleka api momi ga au dengel cam"

"Cam cayang momi anget"

"Momi cuka iem-iem angis pas tidulin cam"

"Cam au peluk momii yang lama lasanya alo momi angis"

Kalimat-kalimat yang dilontarkan oleh anak laki-laki berumur 3 tahun. Nyeri di dada nya saat mendengar kesayangan nya selalu menangis tanpa siapa pun untuk dirinya bersandar atau pun sekedar bercerita.

Andai...andai...andai...hanya itu yang bisa dikatakan seorang Adel sekarang. Andai ia datang lebih awal. Andai dia tidak pergi mengejar cita-cita nya. Andai dia selalu berada disamping wanitanya. Andai ia bisa menjaga dan merawat bayi kecil bernama Samudra ini bersama Ashel.

Air mata itu jatuh. Anak laki-laki berumur 3 tahun itu menengok ke sumber air mata yang ditumpahkan oleh pria dewasa yang ia kenal. Sam mengusap air mata Adel.

"Api celakalang kan udah ada papa, momi cama cam cekalang ceneng anget"

Adel memeluk Sam dengan erat. Dia sangat merasa bersalah rasanya. Adel tersenyum saat Sam berkata seperti itu. Anak ini tumbuh dengan baik. Satu hal yang Adel ucapkan sekarang, dia akan selalu bersama dua mahkluk ciptaan Tuhan ini. Selalu.

"Del, kenapa" Tanya Ashel bingung melihat mata Adel Yang sedikit merah dan basah.

"Gapapa kok, makan yuk" Ucap Adel. Sam terlihat ingin berbicara tetapi Adel memberikan isyarat untuk diam saja. Ashel yang melihat itu hanya acuh dan memilih menata makanan yang ia beli tadi.

Mereka pun makan bersama. Diiringi oleh tawa dan juga sedikit tangisan membuat suasana disana sangat lengkap.

Lumayan lama mereka disana. Adel dan Ashel memutuskan untuk pulang karena Sam sudah kelelahan.

Adel pergi menuju rumah Ashel. Di dalam mobil Ashel ikut tertidur dengan San berada di dada nya ikut tertidur. Adel rasanya hanya ingin memberhentikan waktu sekarang juga. Hanya ingin melihat kedua penyelamat nya sangat indah.

When the world's on fire

we won't even move

There is no reason

if I'm here with you

°°°

Bulan kini sudah muncul dengan terang. Matahari kembali terbenam dan terbit dibelahan bumi lain. Adel masih setia melihat kedua malaikat ciptaan Tuhan yang ia kirimkan kepadanya.

"Eunggh" Lenguh Ashel.

"Eh bangun" Kaget Adel.

"Udah sampe?"

"Udah kok"

"Udah lama?"

"Ngga, baru banget sampe nya"

"Yaudah kalo gitu yuk turun"

"Tunggu sebentar"

"Kenapa?"

"Ashel, sekarang kamu ada aku, kamu bisa sepuasnya cerita ke aku ataupun nangis ke aku, kalo sedih jangan ditahan. Aku gasuka disaat aku ketawa ketawa diluar sana, salah satu bidadari Tuhan yang ada di bumi lagi nangis. Aku disini. Kamu tau caranya nemuin aku kan. Kalo butuh apa apa bilang ke aku, seenaknya aja sama aku shel." Ucap Adel tiba tiba membuat Ashel yang tadi masih ngantuk terbuka matanya lebar-lebar. Hatinya menghangat. Matanya mulai panas.

"Aku gatau mau ngucapin makasih kayak gimana lagi ke kamu tapi aku akan selalu berterima kasih sama kamu karena selalu ada buat aku" Balas Ashel tersenyum membuat Adel ikut tersenyum.

"Ciee ciee momi cama papa pacalan ya?"























Saat nya menghilang kembali karena baru bener bener free nya Minggu depan. Semoga masih pada sabar ya nungguin nya.






































































TBC

Invisible StringWhere stories live. Discover now