07 | Siapa, tuh?

62 10 0
                                    


Minggu pagi ini terasa tenang buat Jazmi, entah kenapa. Jam di dinding masih menunjukkan pukul 04.30 pagi. Seperti ada angin dari pantai Gunung Kidul yang berembus ke arah Jazmi hingga dia bisa bangun pagi dan melaksanakan shalat subuh tanpa disuruh siapa pun. Naufal yang baru saja pulang dari shalat subuh berjamaah di masjid terkejut saat melihat Jazmi yang wajahnya masih basah terkena air wudhu.

"Shalat lo?" Naufal bertanya demikian karena ini adalah hal yang langka baginya.

Jazmi cengengesan saja mendengarnya. "Alhamdulillah, Fal. Bangga nggak sama gue?"

Naufal manggut-manggut jadinya. "Bangga, Mi, Bangga! Semoga istiqomah!"

Setelah masuk kamar pun mood Jazmi sangat baik. Benar ternyata, selepas shubuh baiknya jangan kembali tidur. Ada banyak hal yang bisa dilakukan saat pagi hari. Seperti yang akan Jazmi lakukan di pagi ini, yaitu lari pagi.

IYA, LARI PAGI!

Jazmi sudah mengganti kaos putihnya dengan hoodie cream serta celana jogging. Dia juga sudah menyiapkan sepatu yang akan dia gunakan untuk lari nanti. Dengan wajah sumringah, Jazmi berjalan menuju ruang tamu sambil menenteng sepatu hitamnya.

Dua temannya yang sudah bangun, Devan dan Naufal dibuat tercengang dengan tindakan yang dilakukan oleh Jazmi di pagi-pagi buta begini. Devan bahkan mengerjapkan matanya beberapa kali, karena haram bagi Jazmi bangun di jam segini apalagi biasanya anak itu tepar karena habis minum-minum.

"Lo mau jogging?" Devan menembak Jazmi langsung dengan pertanyaan.

Sementara yang ditanya masih berusaha fokus mengikat tali sepatunya. "Iya, mau jogging biar kayak orang-orang."

"Kesambet apa sih, Mi?" Naufal terheran-heran melihat Jazmi.

"Kalian ki ngopo, toh? Ndelok temennya bangun pagi yo, mestine seneng. Kok malah heran, gitu?"

Devan tertawa. "Momen langka, gila! Biasanya juga lo udah di mimpi jam segini. Semalem nggak minum-minum emangnya?"

"Ya, enggak, dong. Semalem turune gasik aku. Ben pola hidup e sehat!"

"Alkohol lo dikurangin juga sekalian." Devan mengingatkan kebiasaan buruk Jazmi itu.

"Mau ke mana maneh?" Farris dengan wajah khas bangun tidur itu menongol begitu saja dari depan pintu kamarnya.

"Liat nih kawan lo, Ris. Bangun pagi dia hari ini!" Devan berseru atas momen langka di rumah ini.

"Arek jogging maneh, Mi?"

Jazmi berdecak sebal mendengar pertanyaan yang sama itu. "Iya, Ris. Mau jogging ini aku, lhoooo! Wes, jangan pada nanya lagi. Nanti keburu siang malah nggak jadi jogging."

Sepeninggal Jazmi yang pergi untuk lari pagi, ketiganya masih dibuat heran. Jazmi ini bukan seorang yang bisa bangun pagi dengan mudah. Jazmi memang suka berolahraga tapi tidak dengan lari pagi. Anak-anak kosan tahu kalau Jazmi lebih suka pergi ke tempat gym langganannya atau pergi bersepeda sore hari ketimbang bangun pagi-pagi buta hanya untuk pergi lari pagi sendirian.

"Fix, lah. Kesambet manehna eta mah!" Farris bersungguh-sungguh dengan jawabannya yang langsung mendapatkan decakan dari Naufal.

"Mending lo subuhan dah, Ris. Mumpung masih ada umur." Usai mengatakan hal itu, Naufal masuk ke kamarnya meninggalkan Devan dan Farris di ruang tamu.

Farris kemudian beralih menatap Devan yang sudah fokus dengan tab di tangannya. "Maneh nggak ikut masuk kamar juga, Pan?"

"Kagak. Pantang pagi-pagi buta balik rebahan di kasur. Ntar rezekinya dipatok ayam."

Kosan 210Where stories live. Discover now