- 05.

150 16 6
                                    

Saat Haechan sudah semakin pulih dan kondisinya membaik, ia merasa semakin bersemangat untuk menjalani proses pemulihan dan ingin bergerak lebih aktif.

Haechan dan Dokter Mark telah memiliki hubungan yang erat, dan mereka sering berbicara tentang hal-hal di luar perawatan medis.

Suatu hari, Haechan dengan antusias mengajak Dokter Mark untuk berjalan-jalan mengelilingi rumah sakit.

Mereka telah merencanakan ini sebelumnya, dan Haechan sangat menantikan momen ini sebagai salah satu langkah awal dalam pemulihannya.

"Dokter Mark, hari ini cuaca sangat cerah, dan saya merasa cukup kuat untuk berjalan-jalan sebentar di sekitar rumah sakit. Apakah Dokter Mark mau bergabung denganku?" Ucap Haechan dengan senyuman manis

Dokter Mark tersenyum pada Haechan, tetapi sesaat setelah itu, ekspresinya berubah menjadi sedikit kebingungan.

"Tentu, Haechan. Tapi saya ingin memeriksa jadwal saya terlebih dahulu."

Haechan mengerti bahwa dokter memiliki jadwal yang sibuk, tetapi ia berharap bahwa mereka bisa meluangkan waktu untuk berjalan-jalan bersama.

"Tidak apa-apa jika Dokter punya jadwal yang padat. Saya tahu Dokter sangat sibuk dengan banyak pasien."

"Saya akan mencoba untuk menyusun waktunya. Mari kita lihat apakah kita bisa meluangkan waktu sore ini."

Haechan merasa senang bahwa Dokter Mark mau mencoba mengatur waktu untuk mereka berdua.

Ia merasa bahwa momen seperti ini akan membantu dalam pemulihannya.

Beberapa jam berlalu, dan Haechan menunggu di ruangannya, siap untuk berjalan-jalan bersama Dokter Mark.

Namun, saat waktu yang telah disepakati tiba, Dokter Mark belum juga muncul.

Haechan mulai merasa sedikit khawatir dan kecewa. Ia tidak ingin berpikir bahwa Dokter Mark melupakan janji mereka, tetapi kenyataannya, waktu terus berlalu dan dokter belum datang.

"Kenapa Dokter Mark belum muncul? Apakah dia benar-benar melupakan janji kami?" ucap Haechan sendiri

Setelah menunggu lebih lama, Haechan akhirnya memutuskan untuk menghubungi perawatnya untuk menanyakan apakah ada informasi terbaru tentang Dokter Mark.

Perawat memberi tahu Haechan bahwa dokter terlihat sangat sibuk karena banyak pasien yang membutuhkan perhatiannya.

Haechan merasa campur aduk.

Di satu sisi, ia memahami bahwa Dokter Mark adalah seorang profesional yang selalu berjuang untuk memberikan perawatan terbaik bagi pasiennya.

Namun, di sisi lain, ia merasa kecewa bahwa janji mereka tampaknya telah terlupakan.

Ketika Dokter Mark akhirnya muncul di ruangan Haechan, ekspresinya tampak lelah dan terburu-buru.

Haechan mencoba menekan perasaan kecewanya dan menyambut dokter dengan senyuman.

"Dokter Mark, saya sudah siap untuk berjalan-jalan bersama. Saya tahu Dokter sangat sibuk, jadi saya benar-benar menghargai waktu yang Dokter luangkan untuk kami."

Dokter Mark berucap dengan nada minta maaf

"Maafkan saya, Haechan. Saya terjebak dalam berbagai kasus darurat dan tidak ingin membuat Kamu menunggu. Apakah Kamu masih ingin melanjutkan rencana kita?"

Haechan merasa dilema. Ia tahu bahwa Dokter Mark memiliki tanggung jawab yang besar sebagai seorang dokter, tetapi di sisi lain, ia merasa kecewa bahwa momen ini tampaknya kurang penting bagi dokter.

"Saya tahu Dokter memiliki banyak tanggung jawab sebagai seorang dokter, Dokter Mark, dan saya sangat menghargai perawatan Dokter. Tetapi janji ini juga penting bagi saya, dan saya harap kita bisa melakukannya bersama."

Dokter Mark merasa bersalah atas keterlambatannya dan memahami bahwa Haechan juga membutuhkan dukungan dalam pemulihannya.

"Saya minta maaf, Haechan. Kamu benar, momen ini juga penting bagi Kamu, dan saya tidak ingin membuat Kamu kecewa. Mari kita berjalan-jalan sekarang. Saya ingin mendengar lebih banyak tentang rencana dan impian kamu."

Mereka akhirnya berjalan-jalan di sekitar rumah sakit, dan selama perjalanan itu, Haechan menceritakan lebih banyak tentang rencana dan impian masa depannya.

Meskipun Haechan merasa kecewa awalnya, ia akhirnya memahami bahwa sebagai seorang dokter, Dokter Mark selalu memiliki tanggung jawab besar yang harus diatasi.

Momen ini mengajarkan mereka tentang pentingnya komunikasi dan pemahaman satu sama lain.

Haechan mengerti betapa sibuknya dokter, sementara Dokter Mark belajar untuk lebih memprioritaskan janji dan momen bersama pasiennya.

Mereka berdua menyelesaikan jalan-jalan mereka dengan senyuman dan harapan untuk momen-momen lain yang akan datang dalam perjalanan pemulihan Haechan.

•••

Setelah berjalan-jalan mengelilingi rumah sakit, Haechan merasa lebih segar dan bersemangat. Momen itu telah memberinya kekuatan dan semangat tambahan untuk menjalani pemulihannya dengan tekad yang lebih kuat.

Mereka berdua kembali ke ruangan Haechan, dan Dokter Mark membantunya duduk di ranjang.

"Terima kasih, Dokter Mark. Berjalan-jalan ini sungguh membantu saya merasa lebih baik."

"Saya senang bisa membantu, Haechan. Tetapi ingatlah untuk selalu mendengarkan tubuh Kamu dan jangan terlalu memaksakan diri." Ujar Dokter Mark

Haechan mengangguk dan menghargai perhatian dokter terhadap pemulihannya.

"Saya akan berusaha untuk tidak berlebihan. Dan saya ingin mengucapkan terima kasih pada, Dokter Mark."

"Tidak perlu berterima kasih, Haechan. Ini adalah tugas saya untuk merawat kamu dengan sebaik mungkin."

Namun, sebelum Dokter Mark bisa melanjutkan, Haechan merasa bahwa momen ini adalah saat yang tepat untuk mengekspresikan rasa terima kasihnya dengan cara yang istimewa.

Ia tahu bahwa kata-kata mungkin tidak cukup, jadi dengan berani, ia meraih wajah Dokter Mark dan memberikan sebuah ciuman lembut pada pipi kanannya.

Dokter Mark terkejut oleh tindakan ini, dan wajahnya memerah. Ia tidak pernah mengharapkan tindakan sedemikian rupa dari seorang pasien.

Haechan merasa khawatir bahwa ia mungkin telah melanggar batasan, tetapi ia merasa bahwa tindakan itu adalah cara terbaik untuk mengekspresikan rasa terima kasihnya.

"Maafkan saya, Dokter Mark. Saya tahu ini mungkin tidak biasa, tetapi saya ingin Dokter tahu seberapa berterima kasihnya saya pada Dokter" Ujar Haechan dengan malu

Melihat itu Dokter Mark tersenyum

"Haechan, kamu tidak perlu minta maaf. Saya sangat menghargai tindakan kamu dan rasa terima kasih yang kamu ungkapkan. Ini adalah momen yang sangat istimewa." dengan pelan Dokter Mark berucap seperti itu

Haechan merasa lega bahwa Dokter Mark tidak marah atau terkejut negatif dengan tindakannya. Ia merasa bahwa tindakan tersebut adalah ekspresi yang jujur dari perasaan terima kasihnya.

"Terima kasih, Dokter Mark, untuk semua yang Dokter Mark lakukan untuk saya. Saya tahu kalau Dokter adalah seorang dokter yang hebat dan juga seseorang yang sangat baik."

"Saya hanya melakukan pekerjaan saya, Haechan. Tetapi saya juga merasa beruntung memiliki pasien seperti kamu."

Mereka berdua tersenyum satu sama lain dalam keheningan yang penuh arti.

Haechan merasa bahwa tindakan ciuman itu adalah cara yang paling tepat untuk mengekspresikan rasa terima kasihnya, dan Dokter Mark merasa dihargai dan diakui atas usahanya.

Setelah momen tersebut, mereka berdua berbicara lebih lanjut tentang perjalanan pemulihan Haechan dan rencana untuk masa depannya.

Haechan merasa semakin dekat dengan Dokter Mark, dan ia tahu bahwa ia akan selalu mengingat momen istimewa ini sebagai simbol rasa terima kasihnya.

note:
di kiss pipinya 🙈🙊

médecinWhere stories live. Discover now