- 08.

109 13 13
                                    

Hari ini, Haechan tengah duduk di kursi sebelah tempat tidurnya, berbicara dengan ibunya, yang telah tiba di rumah sakit bersama dengan adik laki-lakinya, Nathan.

Mereka bertiga berbicara tentang berbagai hal untuk mengalihkan perhatian Haechan dari rasa sakit dan ketidaknyamanan yang mungkin dia rasakan.

"Nak, sayang, bagaimana perasaanmu hari ini?"

"aku sedikit lebih baik, Ibu. Terima kasih sudah datang."

Ibu Haechan tersenyum lembut, dan matanya dipenuhi dengan perasaan cinta dan perhatian untuk anaknya.

"Tentu saja, sayang. Kami selalu ada untukmu."

Nathan, adik Haechan yang berusia 18 tahun, duduk diam sambil menggigit bibirnya.

Nathan yang kecil sudah bertumbuh besar dan tinggi, sudah melewati sang ibu dan kakak.

"Nathan, kenapa kamu terlihat sedih? Apa yang terjadi?"

Ibu Haechan mencoba membantu Nathan untuk berbicara tentang perasaannya.

"Nathan, jangan khawatir. Kakakmu akan sembuh segera."

Nathan tetap diam, tetapi akhirnya dia mendapatkan keberanian untuk memeluk kakaknya dengan pelan.

Haechan merasa tersentuh mendapatkan sebuah pelukan hangat dari adiknya, haechan tersenyum.

"Nathan, kamu adalah adik yang hebat. Kakak tahu kamu selalu mencoba yang terbaik, terimakasih sudah menjadi anak kuat untuk menjaga ibu ketik kakak masih berada dirumah sakit hingga sekarang"

Namun, tiba-tiba pintu kamar terbuka dengan cepat.

Semua mata dalam kamar beralih ke arah pintu, dan ternyata, Dokter Mark telah tiba dan berdiri di ambang pintu.

Dokter Mark dengan senyum hangat menyapa obrolan keluarga kecil itu.

"Selamat pagi semuanya. Bagaimana kabar hari ini?"

Sontak saja pelukan kakak beradik itu terlepas karena kehadiran sang Dokter

Ibu Haechan segera menyambut Dokter Mark dengan senyuman yang bersahabat, merasa bersyukur atas perawatan yang telah diberikan kepada Haechan.

"Terima kasih, Dokter Mark, karena telah merawat anak ibu dengan sangat baik."

Sementara ibu Haechan menyapa dokter dengan hormat, Nathan terpaku, matanya terpancar dengan kekaguman yang jelas.

Dokter Mark memiliki pesona yang alami, dan tampilannya yang tampan membuat Nathan terkesan.

"Halo, Nathan. Bagaimana kabarmu?" Dokter mark menyapa Nathan

Nathan masih terdiam, tetapi akhirnya menjawab dengan malu-malu.

"Saya... saya baik, Dokter." gugup Nathan

Dokter Mark terkekeh lembut melihat reaksi Nathan. Ia telah terbiasa dengan reaksi seperti itu dari anak-anak yang sering melihatnya sebagai pahlawan dalam mantel putih.

"Baiklah, Nathan, jika kamu membutuhkan sesuatu atau ada yang ingin kamu tanyakan, jangan ragu untuk berbicara denganku, ya?"

Nathan mengangguk dengan cepat, dan Haechan tersenyum melihat adiknya yang terpesona oleh Dokter Mark.

Mereka berdua sangat senang dengan kehadiran dokter yang telah merawat Haechan dengan sangat baik.

"Terima kasih, Dokter Mark, atas semua yang Anda lakukan untuk Haechan. Kami sangat berterima kasih."

"Tidak perlu berterima kasih, Ibu. Ini adalah pekerjaan saya, dan saya dengan senang hati melakukannya. Haechan adalah pasien yang istimewa bagi saya."

Pertemuan keluarga itu berlangsung dalam suasana yang hangat, dengan Haechan merasa lebih dekat dengan keluarganya dan adiknya.

médecinWhere stories live. Discover now