- 15.

111 14 21
                                    

Saat siang hampir menjelang sore, suasana di kamar Haechan menjadi cerah dengan cahaya matahari yang masuk dari jendela.

Haechan berbaring di tempat tidurnya ketika seorang perawat masuk, dan itu adalah Perawat Angel.

Dia membawa sebuah nampan berisi makanan dan segelas air.

Angel dengan ramah menyapa Haechan dan meminta agar Haechan bangkit dan duduk untuk makan.

Haechan sedikit terkejut dengan kehadiran Angel, tetapi ia patuh dan duduk.

Namun, ada sesuatu yang tidak benar dengan sikap Angel yang membuat Haechan merasa tidak nyaman.

Haechan menerima makanannya dengan hati-hati.

Ia melihat Angel dengan canggung, dan perawat itu membalasnya dengan senyuman miring yang membuat Haechan bertanya-tanya.

Tiba-tiba, Angel membuka suara dengan nada sinis.

"Kau tahu, Haechan, kau seharusnya tidak terlalu dekat dengan Dokter Mark," ucapnya dengan nada menghakimi.

"Kau hanyalah seorang pasien yang penyakitan dan kau tidak pantas untuknya."

Kata-kata Perawat Angel membuat Haechan terdiam.

Dia merasa sangat tersinggung dan bingung.

Haechan menatap Angel dengan ekspresi campuran antara kebingungan dan sedikit kekecewaan.

Setelah memberikan makanan itu, Angel keluar dari kamar Haechan dengan senyuman sinis yang membuat Haechan semakin bingung.

Haechan tidak tahu apa yang harus dilakukan, tetapi yang pasti, perasaan cintanya kepada Dokter Mark semakin kuat dan dia ingin tahu apa yang sesungguhnya terjadi.

Haechan merasa kesedihan mendalam.

Kata-kata Perawat Angel yang menghakimi dan sinis masih terngiang di kepalanya, membuatnya merasa rendah diri dan tak berharga.

Dia hanya terdiam dalam kebingungannya, mencari pemahaman atas apa yang baru saja terjadi.

Tiba-tiba, Perawat Pauline memasuki ruangan Haechan dengan sikap yang penuh perhatian.

Ia membawa sebuah gelas berisi obat-obatan yang harus diminum oleh Haechan.

Haechan menerima obat itu dan menatap Pauline, mencoba mengekspresikan perasaannya yang campur aduk.

Dengan perasaan sedih dan bingung, Haechan akhirnya membuka suara.

"Pauline, apakah saya benar-benar tidak pantas untuk menyukai Dokter Mark?" tanyanya dengan suara yang gemetar.

Pauline menatap Haechan dengan lembut dan mencoba memberikan dukungan.

"Haechan, perasaan itu tidak bisa dikendalikan atau diprediksi. Kamu adalah manusia, dan manusia memiliki perasaan. Jangan biarkan kata-kata orang lain meruntuhkan harga dirimu. Dokter Mark sendiri pasti akan memahami dan menghargai perasaanmu."

Haechan mendengarkan kata-kata Pauline dengan hati-hati, mencoba menguatkan dirinya sendiri.

Dia merasa lega mendengar dukungan dari perawat yang selalu merawatnya.

Meskipun masih ada kebingungan dalam benaknya, Haechan merasa lebih siap untuk menghadapi apa pun yang akan datang.


•••


Dokter Mark adalah orang yang sangat berpengalaman dalam menangani anak-anak kecil.

Dia mengerti betapa sulitnya untuk memberikan obat kepada mereka.

médecinWhere stories live. Discover now