- 13.

119 16 7
                                    

Di sebuah apartemen dengan tampilan khas seorang dokter, siapa lagi kalau bukan Dokter Mark berada di sana sedang mengangkat telepon.

Wajah tampannya terpancar ketenangan saat berbicara di telepon.

Sepertinya ada seseorang yang ingin berbicara dengannya.

"Ya, tentu. Saya bisa mengajari kamu beberapa hal. Kapan kamu mau mulai?" kata Dokter Mark dengan ramah, senyumnya terlihat melalui suara.

Orang yang menghubungi Mark adalah seorang perawat yang baru saja mulai belajar di rumah sakit tempat Mark bekerja.

Dia merasa sangat beruntung bisa belajar langsung dari seorang dokter berpengalaman seperti Mark.

Mereka sepakat untuk bertemu dan berbicara lebih lanjut tentang rencana pembelajaran tersebut.

Di sisi lain, Haechan, pasien setia Dokter Mark, merasa cemburu.

Selama tiga hari terakhir, dia telah melihat Dokter Mark menghabiskan banyak waktu dengan perawat baru yang lebih cantik, seperti ada ikatan khusus antara mereka.

Haechan merasa perasaan aneh yang tidak pernah dirasakannya sebelumnya ketika melihat mereka berdua.

Hatinya berdebar-debar, dan pikirannya mulai bermain-main dengan kemungkinan yang mungkin terjadi antara Dokter Mark dan perawat itu.

Haechan segera merasa bodoh karena berpikiran seperti itu.

Dokter Mark adalah dokter profesional yang selalu memberikan perawatan terbaik.

Kenapa dia harus merasa cemburu ketika melihat Dokter Mark berbicara dengan perawat lain? Haechan membuang pikiran-pikiran tersebut dan berusaha untuk meredakan perasaan cemburunya.

Dengan langkah hati-hati, Haechan keluar dari kamarnya untuk menghirup udara segar pagi.

Ketika dia melihat ke arah pintu, dia melihat Dokter Mark sedang berbicara dengan perawat baru itu di dekatnya.

Mereka terlihat sangat akrab dan bahkan terlihat tertawa.

Haechan merasa hatinya seperti terhempas, tetapi dia mencoba untuk tidak menunjukkan rasa cemburunya.

Dia mendekati Dokter Mark dengan perasaan yang campur aduk, mencoba untuk tersenyum.

"Dokter Mark, selamat pagi," kata Haechan dengan suara yang berusaha keras untuk terdengar ramah.

Dokter Mark membalas sapaan Haechan dengan senyuman hangat.

"Selamat pagi, Haechan. Bagaimana perasaanmu hari ini?"

Haechan mencoba untuk menjawab dengan baik.

"Aku merasa lebih baik, Dokter Mark. Terima kasih."

Namun, di dalam hatinya, perasaan cemburu masih mengganggunya.

Ia berusaha untuk mengabaikannya, tetapi ketika dia melihat kembali pada Dokter Mark dan perawat itu, dia merasa semakin cemas tentang hubungan mereka yang semakin dekat.

Di saat malam menjelang, dengan cahaya lembut dari lampu ruangan, Dokter Mark memasuki kamar Haechan, bersiap untuk memeriksanya seperti yang biasa dilakukannya.

Haechan yang sudah menunggu dengan gelisah mendongakkan kepalanya saat Dokter Mark masuk.

Matanya memandang Dokternya dengan ekspresi campur aduk, mencoba menemukan jawaban atas perasaan yang mengganggunya.

Dengan lembut, Haechan memulai percakapan.

"Dokter Mark punya teman baru ya?"

Mark mengangguk sambil tersenyum, menjawab pertanyaan Haechan dengan penuh perhatian.

médecinWhere stories live. Discover now