- 20; end

231 18 22
                                    

Mark dan Haechan duduk bersama di teras rumah mereka, menikmati senja yang indah.

Mereka telah menjalani pernikahan yang bahagia selama beberapa tahun, tetapi hingga saat ini belum diberkahi dengan seorang anak.

Mereka berdua merasa bahwa saatnya telah tiba untuk memulai perjalanan untuk menjadi orang tua.

"Sayang, aku berpikir kita sudah siap untuk menjadi orang tua. Kita telah berbicara tentang ini sejak lama, dan sekarang mungkin saat yang tepat."

Haechan mengangguk setuju, senyumnya cerah meskipun ada kekhawatiran yang tersembunyi.

"Aku sangat ingin memiliki anak, Mark. Tapi kamu tahu bagaimana keadaan kesehatanku. Aku khawatir aku mungkin tidak bisa hamil dengan mudah." Ujar Haechan lirih.

Mark menggenggam tangan Haechan dengan lembut.

"Kita akan mencoba, sayang. Kita bisa mencari bantuan dari ahli kesehatan dan berusaha semaksimal mungkin. Tidak ada yang mustahil jika kita melakukannya bersama." balas Mark agar Haechan tidak berpikir seperti itu.

Haechan tersenyum pada suaminya yang penuh dukungan.

"Terima kasih, Dokterku. Aku tahu kita bisa menghadapi segala tantangan bersama-sama. Aku sangat mencintaimu."

Mark meraih wajah Haechan dan menciumnya dengan lembut.

"Aku lebih mencintaimu, lebih dari apapun. Kita akan menjadi orang tua yang luar biasa."

Mereka merenungkan kebahagiaan dan tantangan yang akan datang, dan mereka tahu bahwa keputusan mereka untuk memulai perjalanan sebagai orang tua adalah langkah yang sangat besar dan penuh arti.

Bersama-sama, mereka siap untuk menghadapinya dan memberikan cinta mereka pada anak yang akan datang.

•••

Beberapa bulan sudah berlalu, mereka merasa berharap akan diberkahi sebuah anak sekarang akan terwujud.

Haechan duduk di kamar mandi, cemas dan penuh harap, dengan tespack di tangan. Ia merasa deg-degan, tangan gemetar ketika ia menghadapi momen yang sangat penting ini.

Ketika hasil tes ini akan menjadi titik balik dalam hidup mereka sebagai pasangan.

Haechan merenung sejenak, lalu memutuskan untuk melakukan tesnya.

Ia meletakkan tespack di atas wastafel dan menunggu dengan cemas.

Satu garis muncul, lalu satu garis lagi. Ia memandang tespack dengan tatapan penuh harap, lalu mendekatkan wajahnya ke tespack untuk memastikan hasilnya.

Hasil tes tersebut adalah positif.

Haechan merasa begitu terharu dan bersyukur.

Air mata kebahagiaan mengalir dari matanya, dan ia merasa beruntung karena tes tersebut menunjukkan bahwa ia hamil.

Haechan tahu bahwa ia harus memberitahu Mark tentang berita ini dengan segera.

Ia memutuskan untuk memberikan kabar tersebut secara spesial.

Ia pergi ke lemari dan mengambil sepasang sepatu bayi yang telah ia beli beberapa waktu lalu.

Ia menambahkan sebuah note kecil yang bertuliskan "Halo, Daddy."

Saat Mark tiba di rumah, ia disambut oleh Haechan yang tampak cemas.

médecinWhere stories live. Discover now