chapter 36

1.6K 185 10
                                    

***

Sedangkan di kamarnya Chika nampak mondar-mandir mengkhawatirkan sang kekasih karena setelah mendengar berita dari sahabatnya, ashel. ia langsung menghubungi ara namun panggilannya tak terjawab berkali-kali ia menghubungi nomor kekasihnya namun tak kunjung ada balasan.

Ara yang baru saja sampai di markas, ia lalu membuka ponselnya dan betapa terkejutnya 50 panggilan dari chika dan ia membaca pesan dari sang kekasih yang mengkhawatirkan dirinya.

"Darimana chika bisa tau" gumam ara
namun segera setelah itu ia bergegas pergi ke rumah sang kekasih yang tengah mengkhawatirkannya.

"Woy mau kemana ra?" Teriak Mira yang melihat sahabatnya pergi tergesa-gesa.

"Chika" balasnya tanpa menoleh dan pergi dari markas.

Sesampainya di rumah Chika,ara buru-buru mengetuk pintu dan beberapa saat kemudian pintu pun terbuka menampakkan sosok Chika yang tengah bersidekap dada matanya yang terlihat garang memandang ara di depannya.

Ara yang ditatap seperti itu pun menunduk takut ia tak berani menatap chika yang terlihat galak tangannya sedikit meremas ujung jaket hitamnya.

Sesaat kemudian chika menarik Ara untuk masuk dan mendudukkannya di ruang tamu,chika masih berdiri bersidekap tanpa mengeluarkan sepatah katapun ia khawatir dan kesal mendengar ara yang berkelahi namun melihat kekasihnya yang menunduk takut itu pun membuatnya menghela nafas kecil, dengan segera ia peluk tubuh kekasih bayinya itu.

Hal itu membuat ara menumpahkan air matanya ia menangis karena takut dengan chika yang tengah marah kepadanya.

"Hiks jangan marah hiks ala ta-takut hiks" ucap ara sesenggukan di bahu chika, chika masih diam ia mengelus punggung ara.

Ia sebenarnya tidak marah namun khawatir takut terjadi hal tidak diinginkan olehnya.

"Hiks maafin ala karena ala udah nakal hiks berantem tadi" ucap ara yang kini tambah menangis karena sedari tadi chika hanya diam.

"Huaaaa ala minta maaf hiks Ica jangan ma-marah hiks" ucapnya lagi dengan bahu yang naik turun karena sesenggukan.

Chika yang tak tega mendiami Ara pun akhirnya bersuara.

"Ica ga marah sama ara,ica cuma khawatir sama ara takut kenapa napa sayang" ucap chika yang kini tengah menenangkan ara yang masih menangis.

"Ssttt jangan nangis yaa aku ga marah sayang udah ya nanti dadanya sesak kalo nangis terus" ucap Chika seraya mengusap lembut dada ara yang tengah sesenggukan itu.

"Hiks ala minta maaf buat Ica khawatir hiks maaf" ucap ara yang tengah meredakan tangisannya.

"Gapapa sayang udah aku maafin, udah yaa jangan nangis lagi masa jagoannya chika nangis sih" balas chika dengan tangannya yang mengusap air mata Ara.

"Mau bobo sama ica" rengek Ara membuat chika gemass.

"Utututu iyaa sayang ayo" ucap chika

***


Pukul 2 dini hari chika terbangun dari tidurnya karena merasakan Ara yang disampingnya terlihat gusar.
Sedari tadi ara bergerak ke kanan-kiri dan bergumam tidak jelas, chika yang melihat itu langsung mendekap ara dan menenangkan di dekapannya.

" bobo lagi yaa sayang" ucap chika selagi tangannya mengelus surai hitam milik Ara.

Namun ketika tangannya mengelus pipi ara, ia merasakan suhu panas di kulit halus tersebut.

CHIKA UNTUK ARA!!Where stories live. Discover now