sahabat sesungguhnya.

46 17 1
                                    

"mama" ucapan kasih terbata bata saat melihat sang mama yang sudah terbungkus kain kafan putih dan terbaring tak bernyawa.hancur,berantakan itu yang kasih rasakan kali ini.

Ibaratkan nasi sudah menjadi bubur,itulah keadaan kasih,ia hanya mampu menangis sejadi jadinya,novel mencoba menenangkan sang sahabat namun mau gimana pun effort yang di lakukan oleh novel tak akan mampu membuat hati dari kasih akan menjadi iklas.

Mama satu satunya orang tua yang mau mendengarkan semua keluhanya,malah mama pergi meninggalkan nya begitu saja.di saat ia juga sedang bertaruh nyawa melawan penyakitnya.

Sudah waktunya jenazah mama nya kasih di makam kan, kasih berusaha bangkit agar bisa mengantarkan sang mama ke tempat peristirahatan terakhir nya.

Entah dapat kekuatan darimana,kasih tersenyum sembari megiring jenazah sang mama masuk ke dalam tempat peristirahatan terakhir kalinya.

Tanah sudah berhasil menutup tubuh mama kasih, gundukan tanah merah sudah berhasil membuat kasih kembali menangis sejadi jadinya.lantunan ayat ayat suci di ucapkan,akhirnya selesai juga.

Setelah selesai sesi membaca doa untuk jenazah,para pelayat satu persatu meninggalkan makam itu,tak terkecuali dengan kasih.

Namun baru saja melangkah keluar dari area pemakaman umum,kasih kembali tak sadarkan diri.untungnya pada saat itu angkasa dan novel sigap menangkap tubuh kasih sehingga tak membuat badannya langsung menyentuh tanah.

"Kasa,bantu novel bawa kasih ke dalam mobil."titah novel kepada kekasihnya yang tak lain adalah angkasa.

Angkasa tak banyak mengeluarkan suara,ia langsung bergerak cepat dan mengambil alih tubuh kasih dan membawanya ke dalam mobilnya.

Setelah meletakan tubuh kasih di kursi bagian belakang,kini angkasa dan novel masuk ke mobil dan mengendarai mobilnya menuju rumah sakit.

30 menit mobil itu  membelah keramaian kota,akhirnya mobil itu berhenti di sebuah parkiran rumah sakit.kasa kembali mengangkat tubuh kasih menuju brankar rumah sakit.

Suster yang sudah hapal dengan gerak gerik angkasa dengan cepat membantu nya membawa kasih menuju ruang UGD.

"Mba mas tunggu disini dulu yaa." Ucap sang perawat.

30 menit lamanya kasih berada di ruang UGD, akhirnya sang dokter keluar dari ruangan itu,tatapan dokter itu tampak aneh,rasa sesak di dada novel kembali menyerbu.

"Mba,pasien atas nama kasih sudah tidak ada di dunia mbak."

Hening, koridor rumah sakit itu hening,bahkan detik jam saja terlihat begitu melambat,jantung novel kembali berdetak begitu kencang,bahkan Elsa yang baru saja tiba di rumah sakit pun merasakan sesak yang amat teramat dalam.

"Tidak ada bagaimana maksud anda dok!"ucap Elsa.

Pandangan novel kini teralih menatap Elsa yang pada saat ini sudah berhadapan langsung di hadapan sang dokter,sorot matanya begitu cekung,bahkan matanya yang sembab juga masih terus mengeluarkan air mata.

"Pasien meninggal pada saat di perjalanan mbak,pasien kehilangan banyak darah dan lambungnya sudah sangat infeksi,sehingga nyawa pasien tidak dapat di selamatkan."jelas sang dokter panjang lebar.

"Jangan terlalu banyak membuat lelucon dok!"tegas Elsa dan novel secara bersamaan.

Namun jawaban dari sang dokter tetap sama,nyawa kasih sudah tidak dapat di selamatkan.

"Mba,pasien bakal di antar pulang."ucap sang dokter sembari meninggalkan mereka bertiga.

***

Jenazah kasih sudah di makamkan tepat di sebelah makam sang mama,bahkan tanah kuburan sang mama saja belum kering eh malah kasih menyusul.

Di atas sebuah makam yang masih basah dan bernisan "KASIH PUTRI" terdengar suara isakan tangis dari novel dan Elsa.

Air mata mereka berdua tak dapat di bendung lagi,bagaimana bisa sehari 2 orang sekaligus pergi meninggalkan mereka.

"Belum lagi Lo liat gue jalan sama si angkasa"lirih novel sembari tersenyum getir.

"Mama baru pergi dek,masa kamu juga pergi ninggalin aku sendirian."sambung Elsa yang sama sama tak rela di tinggalkan oleh sang mama dan adiknya sekaligus.

Rintik gerimis mulai berubah menjadi sebuah guyuran hujan yang begitu deras, akhirnya novel dan Elsa memilih untuk kembali ke rumah dan mempersiapkan acara genduri untuk kepergian kasih dan Rika mama nya.

Mereka tiba di rumah Elsa,novel memilih untuk tidak pulang agar bisa membantu Elsa untuk menyiapkan acara genduri.

Genduri pada malam itu berjalan mulus sampai ke 7 hari kepergian kasih,dan Rika,Elsa masih terpuruk dengan kepergian dari adik dan mamanya.

Rumah yang tadinya penuh dengan gelak tawa sang mama dan adiknya,kini berubah menjadi rumah yang sepi.semua acara genduri sudah berakhir novel memilih untuk pulang bersama angkasa dan kembali ke ruamhnya.

"Kak,novel pulang dulu ya"ucap novel pamit pada Elsa.

Elsa tersenyum sembari mengantar novel ke halaman pintu depanya,sorot mata Elsa da novel tak bisa berbohong padangan mereka sangat sendu,Mata yang bengkak akibat nangis itu pun tak bisa di elakan.

Di perjalanan menuju rumah novel,angkasa hanya diam sembari menggenggam tangan novel dengan erat,ia tau novel sekarang butuh waktu untuk sendiri,yang terpenting saat ini adalah ia harus berada terus di sisi nya novel.








NOVELIANA & ANGKASAWhere stories live. Discover now