masuk sekolah.

21 3 1
                                    

"pa,aku menyayangimu tapi maaf
Rasanya memaafkan mu itu sanga sulit."
_novel_
.
.

.
~~~

Hirup pikuk suasana kota kembali novel hirup,rasanya hidupny kembali lagi.walaupun
Ia tau bahwa mahkotanya sudah di renggut oleh papa kandung nya sendiri.

"Novel kamu kenapa melamun?"

Angkasa membuka suara,ia sedari tadi terus memperhatikan novel yang hanya diam tanpa mengeluarkan suara sepatah kata pun,semenjak
Ia keluar dari rumah sakit,kebiasan novel perlahan lahan mulai berubah.

Novel si toxic dan ceria,kini berubah menjadi seorang yang pendiam,percis saat novel kehilangan Oma kesayanganya.

"Vel" panggil angkasa sekali lagi.

Novel masih tak menoleh,ia hanya menatapi jalanan yang sudah berubah menjadi halaman sekolah.apakah ini bisa di bilang depresi? Ah angkasa juga tidak mengetahui nya.

Angkasa keluar turun dari mobil,dengan perlahan ia membuka pintu mobil itu agar novel bisa keluar. Namun walaupun pintu mobil itu di buka,novel masih tetap diam dan tak bergeming.

Perlahan lahan angkasa menepuk pundak novel dengan sangat hati hati,ternyata usaha nya berhasil.namun sayang novel malah seperti orang yang tengah melihat setan.raut wajahnya mengisyaratkan ketakutan yang sangat mendalam.

"Pergi!" Bentak novel pada angkasa.

"Jangan sentuh aku pa! , Novel gak mau ngelakuin hal itu lagi!" Racau novel sembarangan,novel terus berteriak-teriak sembari memukul tubuh angkasa yang sedari tadi berusaha menenangkan nya.

"Ada apa ini ribut ribut!"

Tiba tiba saja satpam sekolah menghampiri mereka,dan membuat angkasa sedikit terkejut melihat kedatangan satpam yang secara tiba tiba.

"Maaf pak" ucap angkasa sembari keluar dan meminta agar pak satpam untuk menjauh dari novel,angkasa  kembali menutup pintu mobil nya.

****

Angkasa sudah berhasil membawa pulang novel ke rumah Nina tantenya,kondisi novel sudah sangat berantakan bahkan saat mereka tiba ke rumah.  Nina merasa khawatir dengan kondisi
Novel ponakanya.

"Loh? Novel kenapa sa?" Tanya Nina cemas mendekati kedua remaja itu.

"Nanti dulu Tan,bawa saja novel ke atas biar istirahat." Titah angkasa sembari menuntun novel pada Nina.

Nina dengan sigap membawa tubuh novel ke kamarnya,dengan perlahan ia membaringkan tubuh ponakanya di atas kasur.lalu menarik selimut menutupi tubuh ponakanya.

Nina keluar dari kamar novel menuju ke arah angkasa,raut wajah dari Nina sudah bis adi tebak oleh angkasa.

"Novel tiba tiba teriak teriak sendiri Tan,padahal kami sudah sampai di depan gerbang sekolah.dia terus memukul angkasa."

"Terus bagaimana bisa kamu membawanya dalam keadaan sudah tenang?"

"Tadi angkasa sempet nelpon dokter Mirna,beliau hadir sembari memberikan obat penenang,dan novel bisa tenang."

NOVELIANA & ANGKASAWhere stories live. Discover now