6. Pamit Pulang

19 4 0
                                    

Mobil Lia telah di antarkan oleh Darpa pada pagi tadi. Namun, sayangnya Lia sudah duluan berangkat pergi ke kampus. Mereka tidak sempat bertemu.

Malam ini adalah malam minggu, kota Medan di penuhi oleh banyaknya anak muda yang berpacaran. Lampu-lampu jalanan menyambut malam, angin sepoi-sepoi seakan berada di pihak orang yang memiliki pasangan. Seorang lelaki berparas manis baru saja tiba di sana tepat pada pukul 8 lewat.

"Darpa!"

Pemilik nama menoleh. Seorang perempuan yang di kenalinya melangkah mendekat.

"Aku telat, ya?" Darpa sedikit tidak enak.

"Engga, kok. Malah tepat waktu. Baru aja ini aku mau nampil." Lia tersenyum. Perempuan itu tidak menyadari akan perasaannya yang aneh. Malam minggu kali ini terasa berbeda baginya di banding malam minggu sebelum-sebelumnya.

"Ayo." Lia menarik tangan Darpa untuk mengukutinya.

Perempuan itu telah menyiapkan tempat duduk khusus untuk Darpa, sedikit hampir ke depan agar lelaki itu bisa dengan jelas melihatnya nampil bernyanyi.

"Mau pesan apa? Biar aku pesanin." Lia menawarkan saat Darpa sudah duduk nyaman di kursinya.

Darpa tersenyum, "Apa aja."

Lia mengangguk kemudian melangkah meninggalkan lelaki itu di sana. Ya, kini Darpa sendirian duduk di tengah banyaknya orang berpacaran. Sesekali para gadis yang sedang berpacaran itu meliriknya. Namun, Darpa tidak memperdulikan hal itu. Toh, niat dia ke sini adalah untuk melihat Lia tampil, bukan untuk menggoda pacar orang.

Tepat saat minuman yang di pesankan Lia telah datang, pada saat itu juga perempuan itu naik ke atas panggung. Semua orang yang berada di sana menoleh ka arahnya, Sekarang, Lia telah menjadi pusat perhatian.

"Selamat malam semuanya." Lia menyapa orang-orang di sana. Berbicara menggunakan mic yang terpasang di tongkat. "Untuk menyambut malam minggu ini, saya akan membawakan sebuah lagu berjudul Somebody's Pleasure untuk kalian semua. Aku harap kalian suka."

Darpa tersenyum, matanya fokus menatap perempuan cantik di depan sana. Alunan musik mulai terdengar, kedua tangan Lia telah berada di sisi Mic.

Perempuan itu mulai bernyanyi. Suaranya indah dan halus masuk ke dalam telinga semua orang. Mereka seakan terhipnotis oleh suara Lia. Tidak ada yang berniat membuka suara, atau untuk ikut bernyanyi. Mereka tidak ingin menghancurkan suara indah Lia. Biarlah perempuan itu saja yang bernyanyi dan mereka tetap diam menikmati.

Semua orang di sana tidak ada yang berkedip. Bahkan, Darpa diam mematung menikmati suara indah perempuan itu. Minuman yang telah berada di depannya saja belum ia sentuh sama sekali hanya karena takut jika melewatkan satu kata pada nyanyian Lia.

Hingga akhirnya Lia bernyanyi sampai di bait terakhir lagu. Mereka semua semakin di buat enggan untuk bergerak dari sana. Ada yang sampai menahan diri untuk tidak ke toilet demi tidak ketinggalan momen Lia di atas panggung.

It was in a blink of an eye
Find a way how to say goodbye

I've got to take me away
From all sadness
Stitch all my wounds, confess all the sins
And took all my insecure

Darpa terdiam, mulutnya ternganga, matanya menatap lurus. Bulu kudunya merinding mendengar suara Lia yang bernyanyi begitu indah.

When will I got the love that is so pure?
Gotta have to always make sure
That I'm not just somebody's pleasure

Satu hal yang Darpa tahu, Lia tidak sedang bernyanyi. Tapi, dia sedang bercerita lewat lagu. Hal itulah yang membuat siapapun merinding mendengar suaranya. Karena Lia berhasil menyampaikan isi hatinya lewat nyanyian yang dia berikan.

ALLOW ME TO FLY [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang