7. Toko Buku

11 4 0
                                    

Pada saat selesai kelas, Lia dan Salsa sepakat untuk makan siang di kantin kampus sembari bercerita ringan. Mereka tidak terlalu memperhatikan sekitar karena makanan yang ada di hadapan mereka saat ini menggiurkan. Suasana kantin di sana cukup ramai tapi tidak sampai berdesak-desakan.

"Btw, Darpa itu udah punya pacar belum?" Lia bertanya tiba-tiba membuat Salsa yang sedang menyeruput kuah dari mienya tersedak. Buru-buru gadis itu meneguk minuman yang ada di hadapannya.

Salsa tersenyum menyeringai, "Tiba-tiba bahas Darpa. Ada apa?"

Lia terdiam sejenak, "Ya... nggak ada, pengen tau aja. Soalnya malam minggu kemarin dia datang ke cafe nontonin aku nyanyi."

Saat itu juga sendok yang berada di tangan Salsa jatuh kedalam mangkuk. Sedikit membuat suara beradu antar kaca. Kedua bola mata gadis itu melotot. "Dia nontonin kau nyanyi?!"

Lia menelan salivanya susah payah. Suara Salsa tidak bisa di anggap pelan hingga membuat beberapa orang melihat ke arah mereka. "Iya."

Salsa menyisir rambutnya kebelakang. Dia tidak terlihat frustasi atau ada hal yang salah. Malah sebaliknya, kedua sudut bibirnya terangkat sempurna. "Darpa nggak pernah pacaran, Lia. Hidupnya cuma sibuk berkerja. Terus sekarang dia lagi fokus kuliah. Aku agak kaget pas kau bilang dia datang ke cafe cuma untuk ngeliat kau nyanyi."

Lia sama sekali tidak mempercayai ucapan sahabatnya. Mana mungkin di zaman sekarang ada laki-laki yang tidak pernah berpacaran. Apa lagi laki-laki itu adalah Darpa Fajri. Mustahil baginya.

Ozan saja yang telah menjadi mantan suaminya memailiki banyak mantan pacar. Ya, jika dia bandingkan dengan Darpa, memang Ozan kalah tampan. Tapi, selevel Darpa tidak pernah pacaran itu sangat mustahil.

Selesai makan siang kedua sahabat itu memutuskan untuk pulang bersama. Tentu saja Salsa akan nebeng dengan Lia. Itu sudah menjadi rutinitasnya.

Siapa sangka orang yang mereka bicarakan tadi ternyata telah berdiri di gerbang kampus seakan sedang menunggu kedatangan mereka.

"Hai, Sayang!" Gilang menyambut pacarnya yang berdiri si samping Lia.

Lia memutar bola matanya sedikit geli dengan sambutan Gilang. Walaupun panggilan itu tidak di tunjukan padanya, tapi tetap saja Lia geli mendengarnya. Darpa berdiri di samping Gilang sembari tersenyum menyambut mereka.

"Lia." Darpa menegur lembut.

"Hai." Lia membalas kikuk. Tiba-tiba terasa sedikit canggung. Lia menoleh kesana dan kemari, berpura-pura sibuk sendiri. Ia sama sekali tidak tahu harus membuka topik pembicaraan apa.

"Jadi.." Salsa berdiri di tengah mereka, menunjuk secara bergantian. Matanya menatap curiga dan senyumnya menyeringai. "Kelen pacaran?"

"Hah? enggak!" Lia menyentak kuat. Bagaimana bisa Salsa berkata seperti itu dalam situasi yang seperti ini.

"Bro, gimana? Kau pacaran kan sama Lia?" Kali ini Gilang bertanya pada sahabatnya.

Sedangkan Darpa sama sekali tidak menjawab. Lelaki itu hanya tersenyum tipis nyaris tak terlihat. Seakan tidak terganggu dengan ucapan kedua manusia itu.

"Kelen kenapa sih?" Lia bertanya kesal.

"Nggak ada, sih. Lagian canggung kelen berdua begitu. Terus juga tadi di kantin kau nanya Darpa udah punya pacara atau belum, kan aku jadi curiga."

Lia melotot tidak percaya dengan apa yang barusan Salsa katakan. Ini sungguh di luar dari nalar. Lia menoleh ke arah Darpa sekilas, lelaki itu hanya menampilkan wajah senyum tipisnya dan terlihat tidak terganggu sama sekali seperti tadi.

ALLOW ME TO FLY [HIATUS]Where stories live. Discover now