[25] Foto Lama!

411 46 5
                                    

***

Meskipun hanya ada dua makhluk dirumah ini, tapi tidak terasa sepi sama sekali sebab Silmi dan Nadhif terus bercanda ria tanpa ingat waktu.

Nadhif mengusap perutnya yang sudah terisi penuh oleh makanan-makanan yang tadi keduanya beli.

"Kenyang...." serunya lemah.

Silmi mengangguk membenarkan sembari menoleh kearah jam dinding.

"Jam 11 lewat 42 menit..." gumamnya. "Bobo' ah, Dhif. Besok masih sekolah."

"Oke,"

"Aku bersihin ini dulu, kamu langsung kekamar aja." Titah Silmi, tangannya dengan cekatan mengumpulkan peralatan yang mereka tadi gunakan.

Melihat itu Nadhif pamit lebih dulu kekamar untuk membersihkan diri sedikit sebelum tidur.

Nadhif membuka kenop pintu pelan, sembari mengucap salam. Ia melepas jilbabnya kemudian melemparnya asal.

Gadis itu tersenyum kecil sembari mendekat dimeja belajar Silmi yang terlihat berantakan berniat untuk menatah meja belajar itu hingga rapi.

Nadhif menyusun setiap buku dan pulpen yang berserakan dengan cekatan tak lupa membuang kulit plastik dari cemilan.

"Ini Silmi kalau dikamar ngapain aja sih?! Heran, kok bisa berantakan banget ini."

Nadhif mengangkat tumpukan buku ke pelukannya, namun satu kertas yang terjatuh mengalihkan atensinya.

Matanya memicing sembari berjongkok memungut kertas yang ternyata berupa satu potret foto anak laki-laki dan perempuan.

Matanya memicing sembari berjongkok memungut kertas yang ternyata berupa satu potret foto anak laki-laki dan perempuan

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Ia mengerutkan kening bingung. "Foto jadul? Ini Silmi? Sama siapa nih?"

Nadhif membalik foto itu, hingga diujung foto terdapat satu tulisan 'AzMi'.

"Ini pasti tulisan tangan anak kecil, keliatan berantakan gitu."

Suara kenop pintu yang terbuka dapat diyakini Nadhif bahwa itu sahabatnya. Nadhif berbalik penuh semangat.

"Ini kamu ya, Sil?"

Silmi memicingkan mata sembari mendekat dengan langkah yang cepat.

"Eh, iya. Dapet dimana?"

"Dimana, yaaa... Pas aku angkat buku, tuh foto jatuh dilantai." Jelas Nadhif.

Silmi mengambil foto itu dengan tangan bergetar. Ini sudah terjadi sejak ibunya memberikan foto itu kepadanya. Jantungnya selalu berdegup kencang dan perasaannya tak karuan.

"Yang anak perempuan ini emang aku, tapi kalau yang anak laki-laki... Aku nggak tau."

Nadhif mengulum bibir ikut bingung dan gusar. "Yaudah, sih... Mungkin temen kecil... Bisa jadi'kan?"

Surat Takdir Dari Tuhan ✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora