Surat Takdir Dari Tuhan [THE END]

1.1K 62 24
                                    

***

"Maaf aku baru ngasih kabar. Mungkin terkesan nggak tau malu, yaa... Soalnya 4 tahun lamanya aku malah ngilang. Hari ini aku pulang, pengen banget deh kalo disambut besti ku ini..."

Nadhif tak henti tersenyum bahagia lantaran setelah empat tahun lamanya dipisahkan oleh jarak, hari ini Silmi akan pulang setelah kuliah di Madinah.

Bagaimanapun, empat tahun bukanlah waktu yang singkat. Begitu banyak hal yang ia telah lewati bersama suami tanpa berkeluh kesah dengan Silmi yang dulu menjadi tempatnya bercerita.

Ia memasang khimar berukuran senada hingga menutupi rambut panjangnya. Lengkungan senyum terbit melihat dirinya sendiri di pantulan cermin.

Di belakangnya berdiri Afnan yang terlihat kesusahan memasang kancing bajunya. Sesekali wanita itu melihat suaminya menggerutu kesal.

Nadhif berbalik dan berjalan mendekat, tangannya langsung mengambil alih untuk memasangkan kancing baju tersebut.

Ia yang memang telaten dengan mudah melakukan tugas kecil itu yang sudah menjadi kebiasaannya sejak menikah dengan Afnan.

"Makasih, sayangkuu..." kata Afnan sembari mengusap gemas puncuk kepala Nadhif yang tertutup khimar.

"Sama-samaaa.." balas Nadhif.

"Kayaknya udah nggak sabar banget ya mau ketemu sahabatnya?"

Nadhif mengangguk semangat. "Aku rindu banget, nggak nyangka juga ternyata udah empat tahun dia pergi."

"Dan empat tahun juga kita udah sama-sama." Timpal Afnan. "Sini sini, mau peluk sayangku yang erat."

Afnan mencium pucuk kepala Nadhif selama pelukan mereka berlangsung.

"Sayang..." panggil Afnan.

"Hm?"

"Rumah kita masih kurang rame, bikin dedek bayi lagi yuk!" Ujar Afnan antusias.

Nadhif langsung mencubit pinggang suaminya kesal dan malu dalam waktu yang bersamaan. "Mesum."

Afnan melonggarkan pelukan sembari bibirnya mencebik lucu. "Astagfirullah, nggak ada kata mesum dalam hubungan suami istri, ya shalihah."

"Hanan sama Hanin aja belum gede, bi." Balas Nadhif.

"Nanti aku beliin susu dancow, biar cepet-cepet gede."

Nadhif tertawa renyah. "Apasih!"

"Kalau ketawa gitu, cantiknya nambah." Puji Afnan dengan senyum lebar.

Nadhif menepuk bahu suaminya main-main. Ia berusaha menyembunyikan wajahnya yang memerah dengan membelakangi Afnan.

Seakan belum puas, Afnan kembali merengkuh tubuh sang istri dari belakang.

"Sayang, biarpun seisi dunia di penuhi wanita-wanita yang mempertontonkan kecantikannya, Atharauf Afnan Isrul tetap jatuh kepada Shurafa Nadhif Aziza dalam hal cinta."

Nadhif tersenyum tipis, rasa-rasanya sebentar lagi ia akan menangis. Jatuh cinta berkali-kali dengan orang yang sama ia rasakan setelah bertemu dengan pemuda yang kini bergelar suami.

Surat Takdir Dari Tuhan ✔️Where stories live. Discover now