[28] The Real Hijrah!

395 49 0
                                    

***

Seluruh Murid 12C mendapat jam kosong di jam pelajaran Fiqih. Maka dari itu mereka sibuk dengan dunia sendiri sehingga kelas tersebut sedikit sunyi dari biasanya.

Nadhif melirik sahabat sebangkunya yang terlihat fokus mencoret-coret kertas polos berwarna putih. Agaknya Silmi sedang menggambar sketsa, itu merupakan salah satu hobi gadis itu.

"Coba gambar Gojo, ku traktir deh!" Tantang Nadhif.

Silmi berhenti sejenak, ia memicingkan mata curiga. "Berapa hari traktirannya?"

"Dih, satu kali doang. Ngarep satu minggu gitu?"

"Mauku sih sebulan." Ujar Silmi enteng.

"Dibaikin malah ngelunjak." Sindir Nadhif memberikan tatapan sinis khasnya.

"Hehe, boleh deh. Aku gambar Gojo, kamu gambar Itachi."

Nadhif mencibir, "tawaranku batal."

Hal itu membuat Silmi terkekeh renyah nyaris tertawa keras. "Santai, bos."

Kemudian gadis itu melanjutkan aktivitas menggambarnya, sedangkan Nadhif menidurkan kepalanya di meja kayu dengan tangan yang dilipat sebagai bantalan.

"Sil."

Silmi menoleh ketika seseorang memanggilnya. Lidya mendekat kearahnya dengan tatapan angkuh. Hal tersebut membuat Nadhif menyadari kedatangan gadis itu dan segera menegakkan tubuhnya.

Lidya menyilangkan tangan didada dengan wajah songongnya. Silmi menunjukkan raut wajah bingung melihat tingkah gadis didepannya.

"Lu deket ama Azlan?" tanya Lidya spontan.

"Hah? Maksudnya?"

"Ckckck, munafik. Terserah deh, ngeliat cewek cadaran modelan kek kalian berdua ini, nggak heran."

Silmi mengangkat bahu tak peduli. "Fitnah darimana yaa?" santainya.

"Kasian, pasti denger dari gosip orang-orang," timpal Nadhif.

Lidya tertawa namun diselingi nada kesal.

Tak lama seseorang juga datang.

"Nggak usah deket ama cewek bercadar yang kegatelan." Sindir Aika.

"Oh, Alhamdulillah nih, saya nggak gatel kok. Nggak liat ya? Saya nggak garuk badan tuh daritadi." Balas Nadhif membungkam keduanya.

Silmi melongo, ia memandang sahabatnya dengan pandangan takjub.

Aika dan Lidya segera pergi dari hadapannya. Melihat wajah mereka yang memerah padam, pasti amarah mereka sudah diujung tanduk namun tak tahu harus membalas perkataan Nadhif dengan kalimat apa.

"Dhif!"

"Biarin lah, sekali-kali. Biar mulutnya nggak nebar fitnah mulu."

***

Hari ahad merupakan hari paling menyenangkan dan membahagiakan bagi para pekerja termasuk anak sekolahan. Hal itu berlaku jika hari ahad mereka tidak terganggu, sayangnya...

Surat Takdir Dari Tuhan ✔️Where stories live. Discover now