-1-

1.6K 76 20
                                    

Coba kita tes ombak dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Coba kita tes ombak dulu

30+ VOTE
20+ COMMENT

mencapai target, kita lanjut

°°°

Tidak ada yang istimewa dalam hidup seorang Seno Aldrian Bimantara. Ia hanya seorang pemuda biasa yang menjalani hidup sebagai mahasiswa dan menyambung hidupnya sebagai pegawai dari sebuah swalayan terdekat di sekitaran kampusnya. Soal biaya kuliah memang Seno tidak khawatir karena ia adalah mahasiswa yang ditanggung oleh beasiswa tapi untuk biaya hidup, ia perlu mencari tambahan pundi-pundi dari kerja kerasnya sendiri mengingat ia juga tulang punggung keluarganya selepas ayahnya pergi meninggalkan dunia ini lebih dulu daripada anggota keluarga yang lain.

Setiap hari hidup Seno memang berkutat hanya dari bangun tidur, pergi ke kampus, nongkrong di perpustakaan, pergi makan bersama Chandra, bekerja di mini swalayan, lalu pergi tidur di kamar kosnya yang sumpek. Begitu terus hampir setiap hari. 

Dan hari itu, ia sudah tiba di pelataran gedung kampusnya bersama sahabat karibnya — Chandra. "Ayo Chan buruan, bentar lagi Pak Suwardi masuk nih beliau kan cepet banget datangnya kalau ada kelas!" Semangat Seno yang tidak mau menyia-nyiakan uang beasiswanya.

"Iya... iya bentar napa, ngos-ngosan nih gue daritadi lari-lari dari tempat parkir tahu!" Protes Chandra kewalahan.

"Eits... eits..."

GUBRAAAKKK...

Padahal Chandra sudah mengikuti tempo kecepatan langkah kakinya Seno tetapi si yang diikuti malah ngerem mendadak dan menyebabkan Seno terdorong ke depan, menabrak seorang mahasiswi yang lewat di sekitaran pilar-pilar yang berdiri di halaman sebelum pintu masuk.

"Eh sorry... sorry..."

Sadar perbuatannya membuat buku dan lembaran-lembaran kertas perempuan itu berserakan, Seno langsung mengambil sikap untuk mengambil kertas-kertas yang berserakan itu untuk dikembalikan ke pemiliknya. 

"I-ini..."

"Lho..."

Tertegun Seno ketika memandangi perempuan yang ternyata pujaan hati yang ia sukai sejak ia pertama kali bertemu dengannya di acara Penerimaan Mahasiswa Baru, tepatnya dua setengah tahun ke belakang. 

"Ih apaan sih... sini, gue lagi buru-buru nih... jalan tuh pake matanya buat nengok sana-sini makanya huuh!" Ucapnya jutek dan langsung melengos pergi dari hadapan Seno.

"A-Arin... Arin!!"

Melihat Seno yang ditinggal perempuan tadi seperti orang yang merasa jijik melihat perawakan pemuda berkacamata tebal itu, Chandra hanya mampu mentertawakannya di belakang. "Jiaahhhh hahahahaaa... hahaha..." Chandra dekati temannya yang selalu ngenes kalau di hadapan gadis primadona kampus, Arin Ilana Grabriella. 

[M] Arisan Brondong (2.0 version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang