-39-

570 37 53
                                    

Terima kasih atas kerja samanya, mau menyanggupi ini supaya sampe target

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terima kasih atas kerja samanya, mau menyanggupi ini supaya sampe target

Biar lanjutnya gak lama-lama dan ceritanya gak mandek padahal bentar lagi tamat, terus kasih VOTE dan COMMENT yang banyak ya...

30+ VOTE
40+ COMMENT

°°°

🔞MATURE CONTENT🔞

°°°

Ciuman maut Seno tak bisa Ayuna hindarkan. Rasanya bak ditempeli tentakel gurita yang sangat lengket, kuat, dan menghisap. Ingin Ayuna mendorongnya karena ia kehabisan oksigen jika terus Seno menempelkan bibirnya di sana. Sayangnya, yang Seno lakukan lebih brutal daripada keinginan Ayuna untuk menghentikan perbuatannya.

Seno tarik mini dress merah yang Ayuna kenakan hingga gaun yang dirancang oleh penata busana ternama itu robek — luluh lantah karena tarikan tangan Seno yang sekaligus. Belum lagi ketika cumbuan di bibirnya berakhir, Seno beralih mencicipi jenjang leher Ayuna sedang tangannya nakal menggerayangi payudara Ayuna. Meremas benda kenyal dan padat itu dengan kuat sampai Ayuna memekik kencang.

"Aaaahh... Senoohh ssshhh..."

"Seno stop it... nngghh..."

Ini di luar kendali, tapi Ayuna bagai gula yang mudah larut dalam air yang mendidih. Ia hanyut dengan perlakuan Seno yang menggugah gairahnya juga. "Oohh..." Apalagi ketika Seno berhasil menanggalkan strapless bra yang Ayuna kenakan kemudian rongga mulutnya terbuka memasukkan tonjolan puting payudara sang wanita yang berujung mengerang.

"Ssshhh... ooohhh... Senooohh..."

"F*ck... s-stopphhh ooohhh..."

Sial, ini terlalu brutal. Cara Seno memonopoli buah dada Ayuna dengan mulutnya berbeda dari biasanya. Ini terlalu kuat dan membuatnya ngilu, "Hmmmmhhhh..." Nafasnya terpotong-potong, rasa geli juga perih terasa menjadi satu.

Belum lagi ketika Seno menyelinap ke dalam celana dalam renda yang Ayuna kenakan lewat tangannya yang mendadak lincah. "Ssshh..." Ayuna mendesis merasakan tangan besar itu meraba keintimannya tepat mengenai klitorisnya juga.


Rintihan tersiksa Ayuna membuatnya lupa bagaimana caranya bernafas. Ini terlalu gila, Seno masih betah menghisap puting Ayuna sedang tangannya mulai menggesek-gesek segitiga bermuda sang wanita. Bagaimana mungkin Ayuna tidak gila karena kewalahan akan tindak-tanduk Seno yang di luar dugaan ini.

"Aaahhh!"

Belum cukup kegilaan Seno yang mabuk itu, meski sempat juntai dan lemas tak bisa mengontrol diri nyatanya sinyal pheromone dari Ayuna bisa Seno tangkap sebagai pemicu mengapa hasratnya jadi menggebu sekarang. Ia balikkan posisi Ayuna membuat bokongnya condong ke arahnya sedang pipinya melekat di tembok.

[M] Arisan Brondong (2.0 version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang