-34-

389 34 45
                                    

Udah memenuhi target comment jadi gas lanjut

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

Udah memenuhi target comment jadi gas lanjut

30+ VOTE
40+ COMMENT

°°°

"Ay, ini maksudnya apa?"

"Kenapa kita tiba-tiba ke Bali semendadak ini padahal saya aja belum siap-siap!"

Masih belum bisa Seno menelan fakta kalau ia benar-benar ada di bandara dengan tujuan penerbangan ke Bali bahkan tanpa persiapan yang ia lakukan sebelumnya. "Kamu jangan khawatir, semua pakaian dan perlengkapan kamu saya yang siapin selama kamu masih kuliah tadi."

"Haaahh?!"

"Jadi, Ay masuk ke kamar dan buka lemari saya?"

"Ck, kamu nih... kenapa? Marah karena saya buka lemari baju kamu tanpa permisi?" Seno tersinggung tapi Ayuna memberikan reaksi lebih galak.

"Kamu nih kayak gak pernah lepasin baju saya gak pake permisi dulu aja!"

"Ssssttt Ay ini tempat umum!"

Seno mengangkat jari telunjuknya dan menaruhnya di bibir. Mulut Ayuna terlalu vulgar mengatakan hal seperti itu di tempat umum. "Ya udah makanya kamu jangan banyak bacot!" Ketus Ayuna.

"Ay!"

"Ay... tunggu... hei... Ay..."

Langkah Ayuna sangat cepat, ia tidak mau sedetik saja kehilangan waktunya. Tidak ia gubris meski Seno berulang kali memanggilnya, untungnya Seno yang di belakangnya pun jadi terpaksa mengikuti semua proses melewati tiap tahapan check-in dan boarding pass sampai keduanya masuk di pesawat yang sesuai dengan tiket yang dipegang.

Seno tertohok dengan interior dari jenis kelas pesawat yang ia tumpangi. Bukan tipe kursi pesawat ekonomi yang sempit dan berdesakan tetapi ini kelas bisnis yang satu tiketnya saja bisa mencapai Rp.10.000.000,00. 

"Ah karena tujuan domestik jarang yang first class jadi saya cuma bisa beli yang business. Ini aja was-was takut gak kebagian soalnya belinya dadakan." Seenteng itu Ayuna menjawab setelah ia menghamburkan uang sampai 20 juta hanya untuk penerbangan dari ibukota ke destinasi pulau yang paling populer baik bagi wisatawan domestik atau wisatawan asing itu.

"Bukan itu maksudnya, Ay..." 

Yang Seno khawatirkan bukan tentang seberapa banyak Ayuna menghamburkan uang, Seno merasa ada yang tidak beres dengan suasana hati Ayuna jika sudah berlagak sembrono. 

"Maksud saya, apa hari ini ada yang bikin kamu gak nyaman kah?"

"Hmm..."

Ayuna keluarkan secarik amplop yang sempat ia baca surat di dalamnya. Ia berikan itu agar Seno membuka dan membaca isinya. 

"Apa ini?"

"Buka aja sama kamu!"

Seno ikuti kemauan Ayuna, di antara langit biru yang dilalui burung besi yang ditumpanginya — Seno buka amplopnya kemudian ia membaca secarik kertas yang ditulis tangan oleh Jonathan, mantan kekasih Ayuna.

[M] Arisan Brondong (2.0 version)Where stories live. Discover now