31 Figuran

62.2K 4.9K 2K
                                    

Azella sekarang masih berada di pangkuan Ethan dengan pria itu yang sedang berbicara dengan kakek Ernest, entah apa yang mereka bicarakan Azella hanya fokus memakan kue- kue yang berada di dekatnya.

Matanya sibuk menatap para manusia yang katanya keluarga dari kakek Ernest, selain paman bibi Ethan juga ada adik kakek Ernest beserta anak cucu yang lain. Mereka nampak menawan walau kata kakek Ernest ini hanya acara kumpul keluarga.

Azella sesekali mendapati tatapan tak suka dari gadis- gadis muda yang sepertinya tak menyukai keberadaanya. Azella tak peduli tentunya.

Tiba- tiba matanya menangkap sosok Jhon yang melintas melangkah menjauh dari acara.

Azella menyipitkan matanya, takut penglihatnya salah. Sosok Jhon yang sudah menghilang di balik tembok membuat Azella semakin penasaran.

'Jika memang itu si Jhon...apa yang pria itu lakukan di tempat ini? Tak mungkin sedang mencuri kue?'

Azella menggelengkan kepala dengan pikirannya, tak mungkin juga Jhon yang di ceritakan kaya repot-repot mencuri kue di sini.

Penasaran, Azella menatap ke arah Ethan yang kini menatap ke arahnya juga. Nampaknya pria itu menyadari kegelisahan Azella.

"Kenapa,hm?"

"Em...emm... Aku mau ke..ke toilet, yah ke toilet, mas" ucap Azella, kembali menggunakan panggilan yang menurutnya sedikit menggelikan, karna di dekat mereka tak hanya ada kakek Ernest tapi juga seorang pria yang sepertinya anak atau adiknya kakek Ernest.

"Aku pergi sendiri..... Aku tidak apa- apa, aku bukan bocah lagi....katakan saja di mana toiletnya" ucap Azella cepat saat Ethan yang nampak ingin bangkit.

Ethan terdiam sesaat, ia menatap sekitar lalu menatap kakek Ernest. Entah apa yang pria itu cari Azella hanya ingin Ethan menjawab 'iya'.

"Baiklah"

Ethan mengiyakan dengan tanganya mengkode pada pelayan untuk mendekat.

Salah satu pelayan datang dengan menundukkan kepalanya "antarkan kekasihku" ucapnya datar.

"Baik tuan, mari nona..."

Azella merasa sedikit canggung, namun ia lansung mengangguk dan mengikuti gadis pelayan itu.

Setelah agak jauh gadis itu kembali menatap azella "memangnya nona mau ke mana? Maaf tapi tuan Ethan tidak mengatakannya tadi....hehe" gadis itu nyengir di akhir kalimatnya.

Azella menggelengkan kepala, ia kira gadis ini sama dengan Juan yang tau isi hati Ethan.

"Aku mau ke toilet, santai saja....Kita Sama- sama pelayan" tentu kalimat terakhirnya hanya Azella ucapkan di dalam hati. Bukan malu mengakui bahwa ia juga pelayan, ia hanya tak mau Ethan yang malu.... Bagaimanapun pria itu adalah seorang pengusaha sukses yang memiliki perusahaan sendiri tanpa campur tangan kakek Ernest dan tak mungkinkan seleranya seorang pelayan, walau pelayannya cantik membahana seperti Azella sih.

"Mari nona, saya antarkan"

"Tidak perlu, kau katakan saja di mana toiletnya, aku akan pergi sendiri" tolak Azella, tujuanya bukan toilet dan toilet hanya alasannya untuk bisa mengecek benar atau tidaknya penglihatan nya.

"Tapi...."

"Ayolah, aku tak akan hilang, aku sudah besar" ucap Azella sedikit kesal.

Pelayan itu akhirnya mengangguk dan mengatakan di mana toilet berada, ia menjelaskan dan Azella malah sibuk menatap kesana kemari.

"Nona?"

Azella menatap ke arah pelayan tersebut "iya, terima kasih aku sudah tau" ucapnya lalu melangkah menjauh.

Figuran Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora