49 Figuran

5.6K 500 27
                                    

Azella menatap langit yang nampak cerah malam ini, ia merindukan bi Maria namun Ethan sama sekali tak berniat memberitahunya. Ethan sendiri saat ini berada di ruang kerjanya, katanya ada pekerjaaan penting yang harus di selesaikan segera.

Sepi, tentu saja Azella merasakannya. Tak ada bacotan bi Maria dan juga pada siang harinya tak ada para pelayanan lain yang sibuk membersihkan rumah.

Kemana ketiga pelayan itu? Apa..... Ethan yang membunuh mereka seperti apa yang diceritakan di novel??

Tidak.....

Ini bukan lagi tentang novel, sudah jauh melenceng dari dunia pernovelan, Azella bahkan sudah melupakan semua hal tentang rencananya dulu.

Semuanya tak berjalan sesuai rencana, namun setidaknya Azella tak jadi mati dan tentunya bisa mendapatkan hati Ethan. Oh.... Benarkah?? Apa Ethan mencintainya? Atau hanya sedang bermain- main saja?

Azella menggeleng, terkadang pikirannya liar tanpa bisa di kontrol.

"Eh"

Azella kaget saat merasakan sebuah tangan melingkar di pinggangnya, Ethan pelakunya, Siapa lagi.  Pria itu meletakkan dagunya di atas kepala Azella yang hanya sebatas bahunya.

"Belum tidur, hm? "

"Jika aku tidur siapa yang kau peluk ini, hm?"

Ethan terkekeh, mengedarkan pelukannya, kali ini kepalanya berpindah pada ceruk lehet Azella, hembusan nafas menerpa kulit putih Azella. Geli namun Azella memilih diam membiarkan Ethan melakukan apapun yang dia ingin kan.

"aku ingin kembali kuliah, apakah boleh? " tanya Azella pelan. Memang tak ada keinginannya untuk kembali kuliah, namun terasa rugi saja. Sudah banyak uang bi Maria atau... Uang Ethan yang habis karna menyekolahlanya.

Azella lupa, entah berapa lama ia tak masuk tanpa kabar. Apakah Ralin dan Diana mencarinya? Apakah mereka sudah mengikuti lombanya??

"Apa kau berniat kembali berkuliah?"

"Entahlah, aku hanya merasa bosan di rumah.... Kamu juga selalu sibuk dengan urusanmu"

"Maaf"

Diam, tak ada lagi percakapan antara mereka, Ethan yak mengiyakan dan malah meminta maaf.

Cukup lama keduanya terdiam, hingga Azella yang mulai mengantuk melepaskan tangan Ethan dari pinggangnya. Berbalik menatap Ethan yang lebih tinggi darinya.

"Aku akan tidur, tuan juga tidur yah... Jangann terlalu memaksakan diri, aku tau tuan lelah"

Ethan tersenyum, Azella memang tak jelas, kadang memanggilnya dengan 'tuan' kadang berganti menjadi 'Et'.

"Aku ingin tidur bersama mu" ucap Ethan santai.

Azella melotot kaget, "bukan aku jual mahal tuan, tapi... Kau nikahi dulu aku jika ingin tidur dengan ku, bahkan lebih dari tidur nantinya akan kau dapat" ucap Azella tersenyum penuh arti.

Gadis itu melangkah menjauh, membiarkan Ethan yang masih berada di balkon. Yah, akan lebih dari tidur bersama nanti nya jika mereka menikah, mereka akan bisa makan bersama, contohny.




....






"Kapan kau akan membunuh Ethan, tuan Wilson, jangan bilang kau tak mampu melakukanya?"

Wilson menatap kesal pada Jhon yang hari ini mendatanginya dan membahas Ethan sedari tadi. Ia bukanya tak mampu atau takut, Wilson hanya sedang menunggu waktu yang tepat.

"Kau terlalu meremehkan ku Jhon" ucap Wilson santai, lalu menghisap rokoknya yang sedari tadi tersemat di jemarinya.

"Aku bukan meremehkan mu, beri aku alasan kenapa kau menunda- nunda tugasmu" ucap Jhon tak kalah santai.

Figuran Where stories live. Discover now