34 Figuran

49.4K 4.2K 680
                                    


Ana, gadis cantik itu menatap Jhon dari kejauhan. Sejauh ini ia masilah mencintai pria itu, karna memang Jhon adalah cinta pertamanya. Sulit rasanya bagi ana untuk melupakan sosok cinta pertamanya.

Ia menggelengkan kepala lalu melanjutkan langkah menuju kelasnya dengan mata menatap lurus kedepan.

Tak sengaja ia melihat sosok Azella yang sedang tertawa bersama kedua teman nya. Menggeram kesal Ana mulai melanjutkan langkahnya. Bukan ke kelas, melainkan menuju tempat di mana Azella berada.

Langkahnya semakin dekat, gadis itu melipat kedua tanganya di dada menatap Azella yang berada di tengah.

"Apa?"

Pandanganya beralih pada gadis berpenampilan hampir menyamai lelaki di samping Azella. Gadis dengan wajah sedikit tampan itu menatapnya garang.

"Aku hanya ingin berbicara pada gadis ini" ucap Ana santai.

Azella yang berada di tengah menatap Ralin yang nampak ingin kembali menanggapi Ana. Ia menahan Ralin lalu berdiri menatap Ana yang ada di hadapannya.

"Ada apa nona Ana? Apakah kau ingin memberiku sembako? Kebetulan.... Aku sedang membutuhkannya" Azella menatap kedua temanya lalu tersenyum hingga matanya menyipit sempurna.

"Kau...."

"Awas"

'buk'

'buk'

Tiba- tiba sebuah bola basket melayang ke arah Ana, membuat Azella dengan sigap menangkap bola tersebut

Ana nampak syok karna hampir saja terkena sebuah bola basket yang pastinya tak selembut bola voli.

"are you ok?"

Ana menatap Azella, gadis itu menyelamatkannya padahal harusnya ia membiarkan saja Ana terkena bola lalu tertawa mengejek seperti Jena.

"Kenapa kau menyelamatkan ku?"

Azella menggigit bibir bawahnya, memeluk bola basket yang masih berada di tanganya.

"Tidak ada alasan dalam berbuat baik Ana" ucapnya di akhiri dengan senyum manis.

Gadis itu melangkah menjauh menatap lapangan basket di mana ada beberapa pemuda yang nampak menunggu bolanya di kembalikan.

"Kembalikan bolanya"

Azella menatap datar pria yang sedang meminta bola padanya. Tanpa mendekat pria itu sama sekali tak berniat meminta maaf.

"Kau punya kaki?? Ayo, datang kemari dan meminta maaflah pada gadis yang hampir terkena bola mu ini" ucapnya dengan suara sedikit keras.

"Huh, aku? Meminta maaf padanya? Cih, gadis murahan sepertinya tak pantas mendapatkan itu"

Azella tertawa mendengarnya ia meraih sebilah pisau kecil berbentuk pulpen yang sering ia bawa di tasnya, menyobek bola basket dengan pisaunya yang tajam tanpa ampun.

Puas dengan itu, gadis itu menjatuhkan bolanya tersenyum miring menatap pria tak tau malu yang nampak tak percaya dengan apa yang Azella lakukan.

"Maka, banci sepertimu juga tak pantas memainkan bola ini" ucapnya lalu kembali tersenyum manis hingga kedua matanya menyipit sempurna.

Tanpa rasa bersalah ataupun takut karna sudah merusak properti kampus Azella melangkah menuju Ralin dan Diana lalu memberi kode pada kedua gadis itu untuk segera pergi, membiarkan Ana yang menatapnya tak percaya.

...

"Apa itu tak terlalu berlebihan Aze?"

Azella dan kedua temanya sudah sampai di ruangan tempat biasanya mereka latihan. Gadis itu menatap Diana yang nampak gusar.

Figuran Where stories live. Discover now