hidup dengan kebencian

24 3 1
                                    

Pagi itu suasana pagi yang tenang tiba tiba berubah menjadi ricuh saat sea tak sengaja menyenggol gelas yang berada di sampingnya.
" Dasar kau.Pagi pagi sudah buat masalah!! Kamu bereskan semua ini! Jangan makan sebelum semua ini bersih. "

"tapi sea lapar yah dari tadi belum makan. "
"Oh sudah berani membatah kamu? Mau jadi apa kamu membantah orang tua! Cepat bereskan sekarang juga!"
Mau tak mau sea harus menahan rasa laparnya untuk membereskan semua pecahkan gelas.

"Den.. Nggak usah di beresin biar bibi aja. " ucap wanita paruh baya bernama mbok darmin
" Jangan bik! nanti ayah marah ke sea."
"Jangan khawatir den! Aden laper kan?

Aden makan nasi punya bibi aja biar bibi yang bereskan semua ini. " Wanita paru baya itu sangat tau jika sedari subuh sea sudah membereskan rumah dan belum makan apapun.
"Jangan bik. itukan makanan bibi. Sea nggak papa kok makannya nanti. "
Dalam sekejap air mata mbok darmin hampir menetes karena begitu terharu serta merasa sakit sekali melihat anak sekecil sea harus hidup dengan kebencian.
" Eh kok bibi nangis?"
"ah engga kok den. "

"jangan menangis ya bik! Sea nggak papa kok, sea juga nggak marah sama ayah."
"Iya den nggak nangis kok. Sekarang kita beresin bareng bareng yuk biar aden bisa cepat makan. "
" Ya Udah ayok bik. "
Bagi sea mbok darmin sudah seperti ibu baginya. Sea bersyukur setidaknya di rumah itu masih ada sedikit cinta untuk nya.

Seusai membersihkan pecahkan gelas, sea berjalan ke meja makan untuk meminta jatah makannya. "
" Buk kerjaan sea sudah selesai. Sekarang sea ingin makan. "
" Makan? Cuci dulu piring kita. "
"Tapi bu.. "
"nggak usah bantah!"
"Iiya."

Lagi dan lagi mbok darmin melihat hal yang menyakitkan itu lagi. Sebegitu teganya mereka dengan anak sekecil sea.
"Aden kok malah cuci piring ? kan harusnya makan dulu. "
" Sebentar bik. "
"Aden makan ya! ini nasi dari nyonya untuk aden. "
"Serius bik? "
"Iya den. Tadi bibi disuruh antar ke aden. Sekarang aden makan dulu."
"ya udah bik sea makan dulu.
" Iya den.makan yang banyak ya den."
bohong adalah Salah satu cara mbok darmin agar sea bisa makan hari ini. Mbok darmin nggak habis pikir dengan majikannya,mereka di sana merasakan kenyang tapi tak peduli dengan sea yang kelaparan. Hati mana yang tidak teriris melihat perlakuan itu. Cuma hati merekalah yang membeku karena telah terpenuhi kebencian.

Sastra Terakhir (End) Where stories live. Discover now