dimulainya kebohongan

5 2 0
                                    

Paginya~
"Hei sea! Sudah pagi! Bangunlah! Sudah siap bermain peran? sekarang lakukan itu cepat! Jangan kau coba coba mengadu dan mengingkari janjimu! Atau kau akan menyesal ketika melihat antara tidak baik baik saja! "
Sena beranjak dan membanting pintu dengan kasar!
Apa yang harus aku lakukan? Kenapa semua seperti ini? Bagaimana bisa aku menyakiti hati antara? Bagaimana bisa? Bunda sea tidak bisa seperti ini! Tolong sea bunda!! Sea Membatin penuh kebimbangan.
  Setelah berdebat dengan perasaannya sendiri sea memantapkan diri untuk keluar kamar, tak berselang lama antara menemuinya di depan pintu kamar.
"Hai sea? Kamu tidak apa kan? Apa yang om katakan kemarin? "
tanpa menengok sea melenggang meninggalkan antara.
"Hey kenapa kau meninggalkan ku? "
Sea meneruskan langkahnya kembali
“sea! Kau kenapa sih?" Kali ini antara memegangi tangan sea agar langkah sea terhenti
" Jawab sea! tulis apa yang mau kau katakan."
Pe r gi “ucap sea terbata bata
lalu melepas genggaman antara dengan kasar.
"Sea! kau kenapa ? Apa aku punya salah padamu ? "
"Iya! Aku benci padamu! "
Sea kembali melangkahkan kakinya ke kamar.
" Hey apa maksud tulisan mau tadi? Jawab sea! Buka pintunya! Kita sudah janji bukan untuk tidak saling menutup nutupi!"
" Sudahlah antara! tidak ada gunanya kamu berdiri di sini!"
“om? Om apakan sea? Apa yang om hasut ke sea?
" Menghasut? Bukankah dia yang menghasut mu selama ini? Sekarang kamu lihat sendirikan sifatnya yang sebenarnya? "
“bohong! Semua pasti karena om kan? Ini tentang pembicaraan om kemarin kan? "
“terserah kamu percaya atau tidak! tapi alasan aku membencinya karena sikapnya yang tidak baik dan bermuka dua seperti ini.
"Bohong! om bohong! Sea buka pintunya!"
Sea memukul pintu dengan kasar dari dalam
"Sudahlah biarkan dia didalam!
"Baiklah jika kau butuh waktu sendiri! Tapi kau harus menjawab maksud tulisan mu tadi nanti!  Kau harus menjelaskannya padaku sea! "
"Ayo antara kita pergi saja!"
" Tunggu om! aku memang pergi tapi jangan kira aku percaya dengan om! “
"Terserah kamu! lambat laun pasti kamu akan menyesal pernah membela nya. "
Seusai antara pergi maka peran pun berakhir.
Sea terduduk meringkuk dan menangisi kebohongan menyakitkan itu. Batinnya terkoyak dengan apa yang dia dengar di sebalik pintu.
"Hey! Terima kasih sea! Peran mu sungguh menjiwai. Teruskan hal itu sampai antara membencimu!! "
  “maafkan aku antara! Maaf menyakiti perasaan mu! maaf atas semua ini! aku harus melakukan ini antara!aku tidak punya pilihan lain. " Batin sea bergemuruh dengan penyesalan.

Sastra Terakhir (End) Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu