kisah bunda

19 2 0
                                    

Tak terasa hari telah menjelang malam.sea mulai menyandarkan tubuhnya di bangku belajar,tangan mungilnya mulai menari menuliskan secercah sastra di sebuah buku. Sea memang sangat senang menuliskan perasaan, curahan hati, serta harapan akan keinginannya di satu buku itu.
" Hey sea!! Buka pintu nya!!" Suara sena menggema disamping pintu kamar sea.
"Iya yah ada apa? "
"cih! Kerjaan mu malas malasan saja di kamar! "
" tapi tadi sea..
"apa? Cukup ya saya capek denger alasan kamu! Saya cuma mau kasih tau kamu kalau mulai besok sepupumu akan tinggal di rumah ini! Jadi malam ini juga kamu pindah ke kamar mbok darmin!!"
" tapi yah, sea senang disini! Boleh nggak sea tetap tidur disini bareng sepupu sea?"
"Nggak! Pokoknya kamu turutin kata saya! Masih mending kamu dapat kamar dari pada saya suruh kamu tidur di ruang tamu! "
"Baik ayah. sea kemasi barang sea dulu ya! "
"Bagus! "
Setelah mengemasi barangnya sea melangkah menuju kamar mbok darmin.
"Bik.bibik sudah tidur? Sea boleh masuk nggak? "
"Eh aden ngapain kesini bawa bawa barang aden?
" Mulai sekarang sea boleh nggak tidur di sini? Soalnya...
"Soalnya kenapa den,kok diem? "
" nggak papa kok bik, sea cuma pingin ada temen tidur aja. "
"Pasti bukan karena itu kan den? Selama ini kan aden berani tidur sendiri. "
"Engga kok bik, ini keinginan sea kok."
"ya sudah. Kebetulan di sini ada dua kasur lantai den, tapi maaf tidak akan semewah kamar aden yang lama. "
"Nggak papa kok bik, sea sudah bersyukur bisa tidur. "
"Ya sudah aden beres beres dulu setelah itu tidur. "
"Baik bik. "
Seusai meletakkan semua barangnya mereka akhirnya sama sama merentangkan tubuh lelah mereka di kasur.
Dingin sudah lah pasti dirasa, tapi bagi mbok darmin itu sudah bisa karena dia hanyalah art di rumah itu. Tapi sea? Seorang anak bagian keluarga ini harus tidur sama seperti nya? Mbok darmin tidak percaya betul dengan ucapan sea tadi. Karena ia telah mengerti betul sifat sea bagaimana.
"Den apa nggak sebaiknya aden tidur dikamar lama aden? Disini dingin den. "
" Nggak papa kok bik,oh ya bik sea boleh tanya sesuatu tidak?
"Tanya apa den? "
"Bibi kenal ibu kandung sea nggak? Kalau kenal ceritain ke sea bik tentang ibu. "
" Tentu saja bibi kenal den.

Sastra Terakhir (End) Where stories live. Discover now