senyum seketika redup

10 2 0
                                    

Next morning
Pagi itu di rumah sakit mbok darmin mendapat kabar gembira, karena sea sudah diperbolehkan pulang hari ini.
"Alhamdulillah den.aden sudah boleh pulang hari ini."
"Sea ingin pulang! Pengen ketemu ayah dan ibu lagi bik. "
"yasudah den kita pulang sekarang ya.nanti aden naik kursi roda dulu ya."
"Tapi sea boleh jalan saja tidak bik? Sea sudah kuat kok. Sea tidak mau terlihat lemah di mata ayah dan ibu. Sea tidak mau mereka sedih. "
Membaca apa yang ditulis sea barusan membuat mbok darmin semakin heran dengan majikannya. Bagaimana bisa mereka membenci anak sebaik sea? Seandainya mereka membaca tulisan ini pun mungkin tetap tidak akan melelehkan hati mereka yang telah mengeras. "Yasudah den, kita jalan pelan pelan ya. "
Setelah menempuh perjalanan pulang mereka akhirnya sampai di rumah. Disambut? Tentu tidak.bahkan sena dan Clarisa tidak menggubris sea yang sudah didepan pintu. Mereka malah tetap asik menonton TV diruang tamu.
"Tuan! Nyonya! Kami pulang! "
"Oh rupanya kalian ingat juga jalan pulang.apa separah itu luka mu sampai satu minggu tidak pulang ha?"
"Anu tuan, kata dokter den sea..
"kenapa? Sudahlah.satu minggu ini kalian hanya berpura-pura di rumah sakit kan? hey jawab sea! Dimana semua kata elak kan mu!"
" Tuan, den sea mengalami kesulitan bicara akibat jatuh kemarin. "
"Apa? Maksud mu...
" Iya tuan. "
"Hah.mungkin itu balasan karena kamu selalu membantah saya!jangan pikir dengan kekurangan mu itu kamu bisa seenaknya dan bermalas-malasan di rumah ini. Sana cepat masuk! "
Senyum sea seketika redup. Orang yang dirindukan nya tidak ada yang berubah sedikit saja. Bahkan untuk sekedar menanyakan kabarnya selama ini pun tidak ia pertanyakan.
"aden jangan sedih ya. Mungkin tuan sedang capek jadi bilang begitu."
" Bik. Kapan ya ayah sayang sama sea ? Padahal sea ikhlas bik jika dengan begini ayah bisa sayang sama sea. "
Eh den.aden kok gitu. Sebetulnya bibi juga tidak tahu den kapan. Tapi aden harus ingat kalau Allah mampu membolak balikkan hati manusia. Kita percayakan semua ke Allah ya den. Sekarang aden istirahat dulu ya di kamar!"
" Terimakasih bik. "
" Terimakasih buat apa den? "
"terimakasih telah jagain sea selama di rumah sakit, sea jadi merasakan kasih sayang seorang ibu dari bibi.meski bibi bukan ibu kandung sea."
"tidak perlu berterima kasih den. Bibi ikhlas jagain aden. Dari aden bibi belajar banyak sekali. Justru bibi yang berterima kasih ke aden, karena aden bibi belajar banyak hal den.

Sastra Terakhir (End) Kde žijí příběhy. Začni objevovat