4. Noisy;

112 29 10
                                    

INTERLOCKED;

“Manusia jauh lebih berisik dari pada rintikan hujan di malam hari.”

Rachel melempar asal tasnya, ia banting tubuh lelahnya ke atas kasur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rachel melempar asal tasnya, ia banting tubuh lelahnya ke atas kasur. Sudah empat hari sejak kepergian papanya, ia merasa leluasa berada di rumah. Sejak kajadian di perpustakaan kemarin, Rachel dan Bian semakin sering menghabiskan waktu bersama.

Ia pejamkan matanya sejenak, menghilangkan rasa penat di tubuhnya. Hari ini pihak sekolah memulangkan semua murid lebih cepat dari biasanya, pukul satu siang semua mirid sudah diizinkan pulah ke rumah masing-masing.

Terdengar suara notifikasi dari ponselnya, segera ia bangkit dari tidurnya mencari keberadaan benda pipih tersebut. Ternyata notifikasi dari Bian.

Bian
Chel, sini ke rumah. Belajar di rumah gue aja.

Rachel
Kenapa ga bilang dari awal sih?
Mager, badan gue udah lengket di kasur.

Bian
Lo jalan ga sampai 10 langkah ke rumah gue, cepetan.

Rachel
Iya bawel

Rachel bergegas untuk bersiap, melempar asal ponselnya. Sekitar 10 menit waktu yang Rachel gunakan untuk bersiap. Rachel hanya menggunakan pakaian sederhana, hoodie berwarna biru muda melekat di tubuhnya, dipadukan dengan celana berwarna hitam, tak lupa dengan tas ransel.

Langkah kakinya terhenti ketika sudah berada dihadapan rumah milik Bian. Rumah itu hampir sama dengan rumah miliknya, besar dan mewah namun sepi seperti tidak berpenghuni.

Ia mengetuk pintu kayu berwarna coklat dihadapannya. "Permisi."

Beberapa kali Rachel mengetuk pintu serta memencet bel rumah tersebut, namun orang yang dicarinya tak kunjung menampakkan diri. Lama Rachel menunggu hingga pintu rumah itu terbuka lebar. Tapi, yang membukakan pintu untuknya bukan Bian, melainkan seorang wanita paruh baya yang bisa Rachel tebak bahwa dia adalah mama Bian.

" Iya, siapa? teman Bian ya?"
Senyuman manis terukir di wajah keriputnya, senyum yang mirip dengan Bian.

"Iya tante, Bian nya ada?" tanya Rachel sopan.

"Ada di dalam, masuk aja."

Mama Bian menuntun Rachel ke ruang tamu, hingga langkah mereka berhenti ketika sudah tiba di ruang tamu yang luas. Warna putih mendominasi ruangan itu, terkesan elegan dan mewah.

"Tunggu sebentar ya, Tante panggilkan Bian dulu."

Rachel mengangguk patuh sebagai jawaban. Cukup lama Rachel berdiam diri di ruang tamu milik keluarga Bian, memperhatikan keadaan sekitar. Hingga munculah sosok yang Rachel tunggu sejak tadi tengah menuruni anak tangga dengan lesu. Bisa Rachel simpulkan bahwa Bian baru saja bangun tidur, dapat dilihat dari muka bantalnya yang terlihat menggemaskan di mata Rachel.

INTERLOCKED;Where stories live. Discover now