17. Failed Again;

59 8 4
                                    

INTERLOCKED;

"Manusia itu sama seperti hujan. Ia datang tanpa diminta untuk menyembuhkan luka, lalu pergi begitu saja menorehkan luka baru yang sulit untuk disembuhkan."

Suasana koridor mendadak ramai saat bel istirahat dibunyikan, teriakan bahagia terlepas sejenak dari pelajaran di lontarkan begitu saja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suasana koridor mendadak ramai saat bel istirahat dibunyikan, teriakan bahagia terlepas sejenak dari pelajaran di lontarkan begitu saja. Tapak sepatu yang saling bergesekan di sepanjang koridor mendominasi riuhnya bersamaan dengan gelak tawa yang menggema.

Rachel, Vio dan Clara menapakkan kaki di kantin yang tampak begitu ramai. Melihat panjangnya antrean membuat mereka mendengus kesal, Vio mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kantin hingga menemukan satu meja kosong di sudut ruangan.

"Di sana kosong," ujar Vio sambil menunjuk meja kosong di pojokan.

Clara berdecak tak terima melihat letak meja yang Vio pilih, "Terlalu di pojok, Yo."

"Bagus dong, cocok buat kaum introvert kayak kita," pungkas Rachel sambil menaik turunkan alisnya.

"Tapi nggak bisa ngelihat cogan," cicit Clara pelan, dihadiahi tepukan kuat pada bahunya. Ulah siapa lagi jika bukan Vio.

"Mata keranjang lo, pendek," celetuk Vio begitu saja.

"Seluruh siswa dan siswi diharapkan untuk segera berkumpul di lapangan sekarang juga."

Pengumuman beberapa detik lalu sontak memberhentikan riuh suasana kantin, beberapa diantaranya mendesah kecewa akibat harus meninggalkan hidangan yang telah dipesan. Satu persatu siswa yang berada di kantin mulai mengambil langkah menuju lapangan, dalam sekejap kantin berangsur sepi.

Keadaan ricuh beralih memenuhi lapangan, sebagian besar murid mengeluh akibat terpapar langsung oleh sinar matahari. Hingga seorang pria dengan pakaian rapi memulai pembicaraan, mengambil alih fokus semua orang.

"Selamat siang," ujar pria itu dengan semangatnya.

"Selamat siang juga, pak." Balasan dari beribu murid yang tengah berbaris-pun tak kalah semangat.

Pria itu terkekeh kecil, "Maaf sudah mengganggu waktu istirahat kalian semua. Maksud saya mengumpulkan kalian semua adalah untuk memberitahukan sedikit kabar gembira. Lagi-lagi, sekolah kita kembali berhasil membawa pulang sebuah medali."

"Saya ucapkan selamat kepada Rachel dari kelas 11 Ipa 2 dan Abian dari kelas 11 Ipa 1, sebagai peraih medali perunggu OSN tingkat nasional jenjang SMA dalam bidang matematika."

Senyum manis terbit pada pahatan wajah sang kepala sekolah, betapa bangganya ia saat ini. Suara tepukan bersahut-sahutan mengusir keheningan yang terjadi beberapa saat.

INTERLOCKED;Where stories live. Discover now