7. Perfect;

89 24 3
                                    

INTERLOCKED;

“Pelangi setelah hujan itu nyata, namun tak semua hujan setelahnya timbul pelangi.”

Rachel bangun dari tidurnya, tubuhnya terasa mati rasa, ngilu dan sakit menikam tubuhnya

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

Rachel bangun dari tidurnya, tubuhnya terasa mati rasa, ngilu dan sakit menikam tubuhnya. Suhu tubuhnya hangat, kepalanya terasa pusing, mungkin akibat bermain hujan kemarin.

Tak ingin membuang-buang waktu, ia segera bersiap walau keadaan tubuhnya tidak mendukung. Pukul setengah tujuh pagi ia keluar dari kamarnya, saat di anak tangga terakhir dapat ia lihat keluarga cemara yang sedang melakukan sarapan. Obrolan serta candaan memenuhi hangatnya meja makan, rasanya tak etis jika Rachel ikut masuk diantara mereka.

Ia mempercepat langkahnya menuju pintu utama, tak menoleh sedikitpun ke arah meja makan. Nadya memandang kepergian Rachel, wajah letih serta pucat menghiasi paras cantik adik tirinya itu.

"Lo kenapa lagi sih?" Monolog Nadya dalam hati.

Rachel mengendarai mobil hitam miliknya, mobil itu melaju cepat membelah jalanan yang ramai. Tak memperdulikan pengendara lain yang sibuk memaki dirinya, perasaannya sedang kacau saat ini. Ingin marah namun tak bisa, hanya perasaan kesal yang ia pendam sendirian.

Ia paling tak suka dengan kehangatan keluarga baru ayahnya. Sejak mamanya meninggal, Angga menikahi sahabat dari mamanya, seketika posisinya tergantikan oleh Nadya. Ia merasa di buang begitu saja layaknya sampah, eksistensinya tak lagi dianggap bahkan kehadiran dirinya menjadi sumber kesialan menurut mereka.

Ia memarkirkan mobilnya dengan rapi di parkiran sekolah, menelusuri koridor sekolah yang semakin padat dengan kerumunan siswa. ia sampai di dalam kelasnya, keadaan ramai serta ricuh mendominasi ruangan itu.

Ia segera melangkah ke tempat duduknya, sudah ada keyshia yang mengisi bangku sebelah. Ia meletakkan asal tasnya di atas meja, segera menelungkupkan kepalanya. Tubuhnya sangat lelah saat ini, serta rasa pusing yang masih menjalar di kepalanya.

"Lo kenapa? Pagi-pagi langsung tidur," celetuk Keyshia sembari memandang heran ke arah Rachel.

Rachel mengangkat kepalanya, menoleh sekilas ke arah Keyshia setelah itu kembali menelungkup kan kepalanya.

"Ngantuk, semalam gue nonton Drakor," elaknya.

Keyshia berdecak pelan mendengar hal itu. "Yaudah tidur sana, bel bunyi gue bangunin."

Tak ada jawaban dari Rachel, Keyshia yakin pasti Rachel sudah menyelam ke alam mimpi. Keyshia menghela nafas berat, bukannya ia tak tau jika Rachel sedang merasa kelelahan saat ini. Wajah pucat dan lelah serta kantung mata di wajah itu dapat menjelaskan betapa lelahnya Rachel saat ini.

INTERLOCKED;जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें