12. Sick;

111 14 0
                                    

— INTERLOCKED; —

"Tetap lah menjadi orang baik disaat semesta tak berpihak pada dirimu."

Decitan kursi menepis keheningan, Rachel beranjak dari duduknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Decitan kursi menepis keheningan, Rachel beranjak dari duduknya. Menuruni satu persatu anak tangga, pada anak tangga terakhir dapat ia lihat anggota keluarganya tengah duduk santai menonton sebuah film. Rachel mempercepat langkahnya, ia segera duduk di sofa kosong bersebelahan dengan Nadya.

Tak ada yang menghiraukan kehadiran dirinya, mereka sibuk melempar candaan tanpa memperdulikan eksistensi dirinya. Rachel acuh, ia meraih toples yang berada di hadapannya, menikmati film yang tengah diputar saat ini.

"Pa, ma besok ada pertemuan wali murid. Katanya mau rapat tentang acara kelulusan, mama papa bisa datang? Jam delapan sudah berada di sekolah." Ucapan dari Nadya membuat Rachel memandang Nadya dan papanya secara bergantian.

"Tentu saja bisa sayang," ujar Dira sembari mengelus surai hitam milik Nadya yang berada di sampingnya. Interaksi ibu dan anak itu tak luput dari pandangan Rachel, ia hanya bisa tersenyum tipis di tempatnya.

"Papa selalu bisa," ucap Angga dengan tulus.

Mendengar jawaban dari papanya sukses membuat Rachel mematung di tempatnya. Ia kaget dengan penuturan papanya, ia kira papanya tidak lupa dengan janjinya beberapa hari lalu.

"Lho pa, besok Rachel bakal tanding. Papa udah janji bakalan datang liat Rachel tanding."

Angga memandang Rachel sekilas, setelah itu membuang pandangannya ke sembarang arah. "Biasanya juga sendiri kan? Lagian kamu akan ditemani oleh guru di sana, rapat wali murid lebih penting."

"Tapi papa udah janji," lirih Rachel.

Rachel tersenyum getir, ia menatap lekat lantai yang ia pijak. Ia menganggukkan kepalanya sekilas, tangannya mengepal erat menahan sesak yang memenuhi dadanya.

Nadya memandang Rachel yang berada di sebelahnya, ia sejak tadi hanya diam memperhatikan tanpa berucap sepatah kata pun. "Chel, lo nggak apa-apa?"

Rachel mengangkat kepalanya, menoleh menatap Nadya yang menatapnya. Ia mengangguk, lagi-lagi senyuman terukir di wajah itu. "Nggak apa-apa."

Nadya kaget melihat wajah sembab milik Rachel, air mata serta hidup yang memerah tampak jelas di wajah lelah itu. Hingga lamunannya tersadar saat Rachel beranjak pergi meninggalkan dirinya bersama Angga dan Dira yang sama-sama menatap punggung kecil Rachel yang kian menghilang ditelan jarak.

"Gue salah lagi ya? Gue ngerebut papa lo lagi ya? Tapi maaf Chel, gue juga mau papa datang besok. Ngga salah kan kalau gue egois kali ini?" batin Nadya.


•••

Obrolan-obrolan kecil terdengar di sebuah meja makan. Keluarga kecil itu tampak bahagia karena sudah lama mereka tidak berkumpul setelah sekian lama akibat kesibukan masing-masing. Dua hari yang lalu, setelah lima bulan Dani — papa Bian dan Kinandra — kakak perempuan Bian tidak pulang kerumah akhirnya mereka kembali menapakan kaki di rumah ini.

INTERLOCKED;Where stories live. Discover now