• XB 09 •

19 7 2
                                    

"Abis ini lo langsung pulang Tu?" Alsa melirik ke arah Ratu yang sedang memasukan peralatan tulisnya.

Ratu mengangguk, "Mau belajar lagi materi yang barusan."

Alsa mengulum bibirnya, "Lo berambisi banget ya Tu?"

"Gue mau buktiin diri sendiri, kalo gue itu gak bodoh-bodoh amat."

"Lo emang gak bodoh!"

Ratu mengedikan bahunya, "Tapi kadang gue ngerasa aja," Ratu menggendong tasnya.

"Lo berhasil lolos aja udah bisa ngebuktiin kalo lo itu layak, Tu" Alsa berucap santai kemudian beranjak menyusul Ratu yang sudah berjalan di depannya.

"Semoga nanti kamis kita di lancarin ya Al!" Ratu merangkul pundak teman sebangkunya itu, "Gue berharap banget menang!"

"Usaha gak akan menghianati hasil, lo tenang aja"

🥖🥖🥖

Xavier bersenandung kecil dengan handuk kecil yang berada di bahunya, rambutnya basah menandakan laki-laki itu baru saja selesai mandi.

Xavier duduk di meja belajarnya, sebelah tangan ia gunakan untuk mengeringkan rambut, sebelah lagi ia gunakan untuk bermain handphone.

Lelaki itu membuka aplikasi berwarna gradasi antara ungu, merah dan orange yang sering di sebut Instagram itu. Dia menggulir sosmed, tangannya dengan lincah meng-scroll beranda sampai perhatiannya terhenti di iklan video yang menginformasikan sebuah toko roti yang mengadakan grand opening.

Senyuman terukir di wajahnya, "Gue harus ngajakin Alsa!"

Ia beralih ke aplikasi chat miliknya, kemudian mengirimkan hasil screenshot gambar toko roti tadi.

Alsa

dateng yuk sa ||
kbetulan hari libur juga ||


Alsa yang sedang menonton salah satu channel YouTube yang menampilkan beberapa deretan materi olimpiade-nya itu teralihkan perhatiannya ketika ada notifikasi tanda pesan masuk.

Alsa melihat notif itu sekilas, sebelum ia kembali menyelesaikan soal-soal yang ia buat sendiri.

Sementara Xavier, laki-laki itu terus memandangi handphone yang menayangkan pesan yang tak kunjung di baca oleh Alsa. Ketika ia akan mengetikkan pesan baru, suara panggilan bundanya menginterupsi,

"Vier, kesini sebentar sayang!"

"Iya bunda!" laki-laki itu beranjak dari kursinya kemudian pergi ke bawah untuk menemui sang bunda tercinta.

"Kenapa bunda?" tanya Xavier ketika sudah berada di hadapan Clarisa di ruang tv.

Bundanya itu sedang menonton serial drama di tv, ia melirik putra tunggalnya itu, "Sini sayang duduk, temenin bunda nonton!" titahnya sambil menepuk sofa di sampingnya.

Xavier paling tidak bisa menolak permintaan sang bunda, ia mengangguk kemudian duduk di samping Clarisa.

"Gimana sekolahnya sayang?"

"Lancar bun, nanti senin ujian akhir semester" jawab Xavier sambil merebahkan tubuhnya di paha sang bunda.

"Elusin bun!" Xavier menuntun tangan bundanya ke kepalanya. Clarisa dengan senang hati mengelus surai rambut anaknya itu.

Xavier's Bakery Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang