• XB 10 •

21 5 2
                                    

kalo boleh tau, kalian tim bubur di aduk or ngga? atau tim bubur di sedot?

🥖🥖🥖

Akhirnya hari yang di tunggu-tunggu dan sekaligus Alsa takutkan tiba, gadis itu membenarkan kerah seragamnya setelah memakai dasi. Ia bercermin kemudian memoleskan lip balm ke bibir mungilnya itu.

Setelah di rasa cukup rapih, Alsa menyemprotkan parfumnya ke pergelangan tangan dan belakang telinganya. Kemudian ia menggendong tasnya dan meninggalkan kamarnya itu.

Ia berjalan ke arah dapur, melihat sang ibu sedang memasukan roti-roti yang siap untuk di titipkan.

"Alsa berangkat mah!" ucapnya berpamitan.

"Hati-hati kak, semoga lancar." kata Maria. Mereka berjalan beriringan menuju luar, dan terlihat paman sudah menunggu. Buru-buru Alsa menaiki motor milik pamannya itu.

"Jangan lupa bawa kunci rumah cadangan kak, pulang telat kan? biar nanti gak usah gedor-gedor pintu." ucap Maria mengingatkan.

"Iya mah." Alsa melihat Syila yang ingin pergi ke sekolah juga, "Pamitan sama orang rumah tuh kalo mau pergi!" Alsa memeringatkan adiknya itu yang langsung pergi begitu saja.

"Suka-suka gue!"

Tak mau ambil pusing, Alsa langsung menyuruh pamannya itu untuk berangkat, "Ayo paman!"

Sepanjang perjalanan Alsa berfikir, sikap adiknya yang makin semena-mena itu tidak bisa ia diamkan saja, tetapi mengingat apa yang terjadi dia juga tidak bisa menyalahkan adiknya, sikapnya yang seperti itu tentu ada alasan di baliknya. Alsa tau adiknya hanya hilang arah di umur peralihannya itu.

Tapi Alsa juga tidak jauh berbeda dengannya, jika boleh ia berkata dirinya juga hilang akan arah, setiap malam mimpi buruk itu selalu menghantuinya. Sejak kejadian itu, Alsa kehilangan dirinya sendiri.

Alsa berjalan santai ketika dirinya sudah sampai d sekolah, dia berjalan di koridor menuju ruang guru, Ratu mengirimkan pesan jika perempuan itu sudah sampai duluan.

Dan benar saja, Alsa melihat Ratu sudah duduk bersama Alexa, Alsa melirik sekilas Alexa yang saat ia masih dari jauh pun sudah memandanginya seperti tidak suka.

Alsa tidak mau ambil pusing terhadap sikap kakak kelasnya itu, setelah urusan olimpiade ini selesai, maka urusan ia dengan Alexa juga berakhir.

"Gue lama?" tanya Alsa setelah duduk di samping Ratu.

Ratu menggeleng pelan, "Nggak kok, lagian bu Lastri juga belum dateng" jawab Ratu menyebutkan guru pembimbing mereka itu.

"Yang jelas dia paling lama datengnya!" celetuk Alexa.

"Ya gak papa kali" timpal Ratu jengah dengan sikap Alexa.

"Dia kayak gak niat buat ikutan olim ini."

Alsa tersenyum mendengar ucapan Alexa itu, "Emang." timpal Alsa enteng.

Alexa tidak tahu saja, seberapa keras Alsa belajar mati-matian untuk olimpiade ini di rumah.

Kenapa orang-orang itu selalu berucap seenaknya? tanpa mereka tahu apa yang telah kita usahakan?

Xavier's Bakery Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang