• XB 23 •

10 3 0
                                    

Alsa turun dari mobil yang baru saja Xavier bukakan pintunya, "Makasih Vier."

"Kembali kasih, gih masuk!" titah Xavier ketika sudah menutup pintu mobil samping kirinya kembali.

"Okay... hati-hati di jalan" pesan Alsa. Oh ayolah kenapa suasananya jadi canggung begini?

"Tenang cuman beberapa meter doang."

"Tau gitu kenapa pake mobil?"

Mendengarnya Xavier melipat kedua tangannya di atas dada, "Takut kamunya lecet."

"Lebay ah! dah sana pergi!" Alsa mendorong pelan tubuh Xavier.

"Ngusir nih? gak mau nawarin masuk dulu or apa gitu?" kata Xavier sambil memegang pergelangan tangan Alsa yang terus-menerus mendorongnya. Ya walau tenaganya gak seberapa sih.

"Udah malem Xavier! ntar ibu kos marah."

"Yaudah, sana masuk! jangan lupa bersih-bersih dulu baru deh tidur."

"Iya Xavier, sana masuk mobil!"

"Kamu masuk dulu sana duluan!"

"Kamu duluan masuk mobil!"

"Masuk duluan ke kosan Alsa..."

"Masuk mobil Xavier!" ayolah kapan perdebatan antara yang pertama masuk ini berakhir?

"Kamu masuk duluan atau aku ikut masuk ke kosan?" tanya Xavier sambil tersenyum jahil.

"Ihh yaudah!" Alsa langsung berjalan sedikit di hentakan menuju kosannya. Melihat itu Xavier ingin sekali mencabik-cabik tubuh kecil Alsa itu. Gemas sediri.

Alsa melambaikan tangannya sebelum benar-benar menutup pintu kamar kosannya, tentu Xavier membalas dan ia ikut masuk ke dalam mobil untuk pergi pulang.

Alsa melempar tasnya asal, ia langsung berlari ke arah cermin dan berkaca. "Ahhh sial! ini muka gue merah dari tadi apa ya?" tanyanya kepada diri sendiri sambil memegangi kedua pipinya yang merah padam.

Perempuan itu mengacak-acak rambutnya, "Kayaknya harus mandi dulu biar gak panas terus." ucapnya sambil menarik handuk yang terkait di belakang pintu.

Alsa berjalan ke arah kamar mandi dengan fikiran yang terus merekam kejadian di mobil tadi bersama Xavier. Lelaki itu bisa-bisanya membuat Alsa tidak karuan. Dan ya... sepertinya usahanya untuk mengubur dalam-dalam rasa yang dulu sia-sia. Perlahan gejolak itu mulai muncul lagi ke permukaan. Apakah boleh Alsa jatuh lagi untuk kedua kalinya kepada teman sekelasnya itu?

Sekitar 15 menit akhirnya Alsa keluar dari kamar mandi dengan penampilan yang lebih fresh dari sebelumnya. Kaus abu dengan tangan pendek dan celana pendeknya itu membalut tubuhnya.

Alsa mengacak-acak rambutnya yang setengah basah menggunakan handuk kecil, ia duduk dan mengecek handphonenya yang beberapa kali berbunyi.

Ada beberapa notifikasi dari grup dan Xavier. Tanpa sadar kedua sudut bibir Alsa mengembangkan senyum saat membaca isi pesannya.

Xavier

|| baru nyampe trus aku langsung mandi
|| baru selesai
|| saa, udah tidur?
|| cepet amat, masa ga bersih-bersih dulu

apasii baru selesai mandiii! ||

|| ohh, HAHAHA kirain udah tidur saaa
|| oh iya, roti abonnya barusan aku makan satu gapapa? laper soalnya

gapapa, makan aja sepuasnya ||

|| beneran?? aku abisin nih

Xavier's Bakery Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang