• XB 17 •

17 4 0
                                    

"Gulung lengan baju lo!"

"Apaan sih lo, gak jelas!" Alsa beranjak tanpa memperdulikan Xavier yang sudah siap dengan kotak P3K di tangannya. Tetapi niatnya terurungkan karena lelaki itu menahan pergelangan tangannya.

"Duduk Sa! gue tau lengan atas lo luka." ucapnya tegas.

"Bukan urusan lo." Alsa masih tetap menolak.

"Stop seakan-akan lo mampu hidup sendiri!"

Alsa menoleh kasar ke arah Xavier, menatap mata lelaki itu tidak suka, "Gak usah sok peduli."

"Gue gini karena peduli Queenalsa!"

"Atas dasar apa?" Xavier terdiam mendengarnya.

"Atas dasar apa lo peduli sama gue?" tanya Alsa lagi.

"Pertemanan."

PERTEMANAN???

Alsa menaikan satu alisnya, dirinya tersenyum hambar, "Gak usah peduli sama gue, toh diri gue sendiri aja gak peduli."

"Kan udah gue bilang, lo gak usah sok kuat di hadapan gue. Gak usah sok-sokan pake topeng sok kuat lo itu." Xavier mendudukkan Alsa, kali ini perempuan itu tidak menolak. Alsa duduk diam ketika Xavier mulai menyingkap pelan lengan baju seragam se sikunya itu.

Alsa masih tetap diam ketika Xavier mulai menuangkan Alkohol ke atas kapas dan mengusap pelan lukanya itu.

"Kalo sakit bilang." Alsa hanya menatap tangan Xavier yang taletan mengobati lukanya, raut wajahnya seperti tidak kesakitan sedikitpun.

"Siapa?"

"Apanya?" tanya Alsa.

"Siapa yang udah ngelukain lo?"

"Gue sendiri."

"Pake apa?" tanya Xavier masih dengan tangan yang sekarang sedang menuangkan betadine.

"Kaca." setelah jawaban itu, keheningan yang menemani mereka.

Xavier menatap Alsa setelah selesai dengan peralatan P3K-nya.

"Kenapa? gue alay?" tanya Alsa, Xavier hanya menggelengkan kepalanya.

"Gak ada orang alay di dunia ini, mereka cuman berusaha buat survive."

"Sa, jangan ngelukain diri sendiri lagi."

"Susah Vier,"

"Gue tau, tapi coba deh kalo lo lagi kalut alihkan rasa pengen ngelukain diri sendiri ke hal yang lebih positif."

Alsa hanya diam tidak menjawab, "Masih ada luka yang lain?"

Alsa menyingkapkan roknya sedikit, "Dikit."

Xavier meringis melihat beberapa goresan pada paha perempuan di depannya itu, "Gue panggilin anak PMR ya!"

"Gak usah, gue bisa obatin sendiri."

"Yaudah gue tunggu di luar?"

Alsa menggeleng sambil beranjak, "Gue obatin nanti di rumah."

Xavier bingung, mau membantu tapi segan karena letaknya yang tidak pantas untuk dia pegang. "Ada yang mau di ceritain?" tanya Xavier sambil mengekori Alsa keluar dari ruang UKS.

"Gak ada, makasih udah ngobatin." ucap Alsa yang terus berjalan.

"Okay deh," Xavier hanya bisa membuntuti Alsa, "Gimana kalo pulang nanti beli roti?"

"Vier! jangan terlalu baik sama gue."

"Kenapa?"

"Lo hanya akan dapet luka karena baik sama gue."

Xavier's Bakery Where stories live. Discover now