• XB 07 •

33 8 2
                                    

"Gue gedeg banget sumpah sama tu cewek!" Ratu menghentakkan kakinya kesal,

"Orang kayak gitu jangan di lawan pake emosi, santai aja" ucap Alsa santai berjalan di samping temannya itu.

"Ya gue kesel aja anjir, segala ngatain lo cewek jadi-jadian. Maksudnya apa coba?!"

"Ya mungkin gara-gara rambut gue kayak laki" jawab Alsa, "Mang Udin, mie ayam satu ya!" perempuan itu memesan ketika sudah sampai di kantin.

"Makanya rambut lo jangan di potong mulu, Al" timpal Ratu.

"Maunya sih" gumam Alsa pelan, "Lo mau beli mie ayam gak?" tawar Alsa.

"Boleh deh, gue beli minumnya ya, Lo mau apa?"

"Es teh aja."

"Oke!" Ratu berjalan menuju warung satunya.

Lagi pula kalau di lihat-lihat, rambut Alsa ini masih bisa di bilang cocok untuk perempuan. Karena ya tidak terlalu cepak, masih di bilang lebat, apalagi rambutnya itu ia potong asal-asalan di rumah.

Setelah lumayan lama mengantri akhirnya Alsa dan Ratu bisa menikmati mie ayam buatan mang Udin. Untuk harga 7 ribu ini sangat worth it bagi kaum pelajar, karena sudah dapat porsi yang cukup mengenyangkan dan rasa yang enak juga.

"Gue abis ini mau ke kelas dulu" ucap Alsa sebelum menyedot es teh miliknya,

"Ngapain, keburu emang?" tanya Ratu.

"Keburu sih, cuman ngambil handphone."

"Yaudah gue anter" Alsa hanya mengangguk dan mereka kembali menyantap makanannya.

🥖🥖🥖

"Abis ini pelajaran apa sih?" tanya Yassa sambil membuka bungkus permen kemudian menyerahkannya kepada Haris yang sedang asyik bermain catur dengan Xavier.

"Fisika" jawab Xavier dengan mata yang masih fokus ke papan catur di hadapannya.

"Kabur aja yuk! males gue fisika tuh" ajakan sesat Haris.

"Bentar lagi ujian ege!" Yassa menggeplak kepala temannya itu enteng.

"Santai aja sih gue mah, mau ujian juga toh nilainya gitu-gitu aja" kata Haris sambil memindahkan anak caturnya.

"Tapi bener sih," Nana yang duduk di samping Xavier mengangguk menyetujui, "Belajar gak belajar nilainya sama aja."

"IYAKAN!"

"Tapi kita harus tetep berusaha, jangan pasrah aja" kata Xavier, "Yesss! gue menang!" ucapnya sambil mengambil anak caturnya milik Haris.

"Ck, gue ngalah aja itu" ucap Haris Denial akan kekalahannya.

"Bodo, yang penting traktirannya jadi." ucap Xavier sambil melihat jam di pergelangan tangannya dan beranjak.

"Ehh mau kemana?" tanya Nana.

Xavier menoleh ke arah gadis itu, ia rasa Nana itu selalu ingin dekat-dekat mulu dengan dia. Atau itu hanya perasaan Xavier saja?

"Kumpulan" jawab Xavier singkat, "Gue tagih nanti!" ucapnya kepada Haris.

"Iye udah sana pergi aja lo kumpulan!" timpal Haris mengusir,

"Yass login yass!"

"Sibuk banget deh, eh pulangnya boleh minta anterin gak? gue gak di jemput" Nana berucap sambil mengikuti Xavier keluar kelas.

Xavier's Bakery Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang