• XB 19 •

21 3 0
                                    

Xavier menjinjing tas berisi belanjaan bahan-bahan untuk membuat roti. Sebelumnya Xavier sudah mengabari sang bunda bahwa Alsa akan berkunjung dan membuat roti bersama seperti keinginan bundanya itu.

Alsa mengekori Xavier, matanya menatap keadaan sekeliling yang tidak jauh berubah sejak beberapa tahun lalu ia menginjakkan kakinya ke rumah rumah mewah tapi terkesan asri milik orang tuanya Xavier.

Kebun kecil milik bundanya Xavier masih terawat dengan baik di halaman belakang rumah dan dengan kolam kecil berisi ikan di sampingnya. Rumah yang sangat nyaman dan Alsa inginkan sedari dulu.

"Gak mau masuk?" Alsa mengalihkan pandangannya dari ikan warna warni yang berenang ketika suara Xavier menginterupsi.

"Ikan ini udah di kasih makan?" bukannya menjawab Alsa malah bertanya balik.

"Emmm kayaknya belum sih, bunda biasanya ngasih makan dua kali, pagi sama sore." jawab Xavier sambil ikut berjongkok di samping Alsa, "Paling bentar lagi. Kenapa? mau ngasih makan?"

"Boleh?" seketika binar mata Alsa memancar.

"Boleh, bentar gue ambil dulu makanannya." kata Xavier sambil beranjak.

Xavier pergi ke arah dapur untuk mengambil pakan ikannya, ternyata Clarisa baru saja turun dari lantai atas.

"Tumben." ucap Clarisa ketika melihat Xavier dengan setoples makanan ikan itu. Karena biasanya Xavier paling malas jika di suruh memberi makan ikan.

"Alsa yang mau"

"Cieee pantes aja, dimana dia?" tanya Clarisa sambil duduk di meja makan.

"Lagi liat ikan." jawab Xavier, "Yaudah Vier ke belakang dulu ya bun!"

"Yaudah main dulu aja santai, bikin rotinya nanti bunda nunggu ayah pulang dulu."

"Lho, ayah mau pulang?!" kaget Xavier.

"He'em, lagi di jalan nih dia bentar lagi sampe."

"Yaudah ah Vier mau ngasih makan ikan dulu." pamit Xavier kepada bundanya.

Xavier duduk di samping Alsa yang masih setia menatap kolam ikan, sengaja ia tidak memanggil teman sekelasnya itu.

"Di diemin malah diem" gumam Xavier sambil melemparkan beberapa pakan ikan ke dalam kolam.

"Sa! ini katanya mau ngasih makan." kata Xavier sambil menyodorkan wadah yang ia pegangi itu.

Xavier mengerutkan keningnya heran, dari tatapannya sepertinya Alsa bukan memperhatikan ikan, tetapi perempuan itu termenung, tatapannya kosong.

"Heh! jangan ngelamun!" Xavier jadi parno sendiri, karena pasalnya Clarisa pernah bercerita jika rumah ini ada penunggunya. Tapi selama ini Xavier tidak percaya.

Alsa mengerjapkan matanya pelan, "Sorry, sorry..."

"Nih!" Xavier menyerahkan wadah berisi pakan ikan yang ia ambil tadi, "Kenapa ngelamun?" sambungnya.

Alsa menggeleng pelan lalu mulai menabur-naburkan pakan ikan tersebut tanpa berniat menjawab pertanyaan Xavier.

Keheningan menemani mereka beberapa saat sebelum Xavier kembali angkat bicara, "Kata bunda bikin rotinya nanti pas ayah gue udah nyampe."

Alsa hanya mengangguk mengiyakan, karena setelah bersalaman dengan bundanya Xavier saat baru sampai ia langsung tertuju pada kolam ikan ini, dan Clarisa yang peka pun menyuruhnya untuk melihat kebelakang.

"Sa!"

"Hm?" Alsa menyaut pelan.

"Lo udah izin sama orang rumah?" tanya Xavier takut kelurga Alsa belum mengetahui gadis itu kemana setelah pulang sekolah karena waktu sudah menunjukkan pukul setengah lima sore.

Xavier's Bakery Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang