• XB 15 •

21 5 2
                                    

"Eh tadi gue denger bunda lo pengen belajar bikin roti ya? beliau suka roti Vier?"

Xavier menatap Nana datar, untuk apa perempuan ini menanyakan perihal bundanya? tiba-tiba pula.

"Kebetulan gue kemarin abis dari toko roti, beli agak banyakan juga. Jadi ini buat lo sama bunda lo sekalian!" Nana tersenyum sambil memberikan satu box kecil berisi roti. Karena setelah mengetahui dari Alsa bahwa Xavier menyukai roti, Nana langsung membeli roti hari itu pula.

Xavier menatap box roti di depannya, "Bunda gue pengen belajar bikin, bukan mau makan." jawab Xavier tak sepenuhnya benar.

Nana hendak mengucapkan balasan tetapi mulutnya kembali mengatup ketika Xavier melanjutkan perkataannya. "Roti itu buat gue?"

Nana mengangguk antusias, "Makasih!" Xavier menerima box tersebut.

"Pak!" Xavier memanggil satpam sekolahnya itu, kebetulan sekarang mereka sedang berada di tempat parkir sekolahnya.

"Kenapa nak Xavier?"

"Ini ada roti buat bapak."

"Semuanya ini? kebanyakan"

"Iya buat bapak semuanya, Xavier masih ada nih!" ucap laki-laki itu sambil menunjuk paper bag berwarna coklat berisi roti yang dirinya beli dari Alsa hari ini. Karena itu juga titipan bundanya. Entah kebetulan atau apa, tetapi Nana memberikannya roti juga.

"Wahh makasih banyak lho nak Xavier!"

"Sama-sama pak!" Xavier berpikir, daripada terbuang sia-sia mending di kasih ke orang kan?

Xavier menyalakan mesin motornya, ia menoleh ke arah Nana yang sedang menatapnya dengan tatapan yang mungkin sedikit kecewa?

"Ada urusan lain?" Nana menggeleng cepat mendengarnya.

"Lo suka gue?" Nana diam tidak menjawab, "Jangan suka gue Na."

"Gue gak akan pernah bisa balas perasaan lo." sambungnya. "Maaf kalo yang barusan agak berlebihan, tapi gue minta sama lo stop ngasih gue ini itu, gue gak suka." ucap Xavier tegas.

"G-gue cuman berusaha buat lo suka balik Vier." ucapan Nana sedikit bergetar.

"Gak perlu, lo itu temen gue Na. Gue gak ada niatan buat lebih dari itu. Gue gak mau benci sama lo cuman karena lo yang terus-terusan deketin gue."

"Karena Alsa?" tanya Nana sambil menatap tepat ke arah Xavier.

"Jangan bawa-bawa orang lain."

"Lo suka Alsa?"

"Gue—"

"Lo suka sama Alsa, Vier?"

"Iya."

_

Nana membuang asal kaleng soda yang sudah habis isinya itu, perempuan itu mengusap air matanya sambil mata menatap layar laptop yang menampilkan film menyedihkan. Nana berpikir supaya dia menangis karena film tersebut, bukan karena perasaannya sendiri.

"Gue gak nyangka, padahal waktu itu gue iseng liat Xavier lagi ngasih makan kucing. Tolol banget gue malah suka sama dia."

"Mana sakitnya gak main-main lagi di tolak kayak tadi, padahal gue awalnya suka dia iseng!"

Perempuan di sampingnya terkekeh pelan, "Emang bodoh sih lo! suka kok sama Xavier, udah jelas tu cowok susah di dapetin."

"Ngaca!"

Xavier's Bakery Where stories live. Discover now