Ini Chapter 35

62 1 0
                                    

"Usia kandungannya sudah memasuki minggu ke-lima. Ini berarti masih dalam fase trimester pertama kehamilan. Pada fase ini saya harap Ajeng bisa jaga diri dengan baik ya karena bayi sangat rentan gugur pada fase ini. Makan makanan yang sehat dan bergizi, jangan mengangkat yang berat-berat, dan tentunya lebih banyak beristirahat. Mengerti?"

"Iya, bu bidan." Sebenarnya sulit untuk tersenyum di saat beberapa jam yang lalu kita baru saja menangis, tapi Ajeng harus melakukannya karena tidak mau sampai ibu bidan mengetahui kesedihannya. Bu bidan hanya perlu tahu bahwa Ajeng sedang mengandung saat ini, dia tidak perlu tahu bahwa gara-gara kehamilannya tersebut Ajeng telah membuat orang tuanya marah besar.

Kehadiran Bu bidan di rumahnya ini pun ada hubungannya dengan kemarahan orang tua Ajeng. Retno berpikir bahwa mungkin saja tespek yang Ajeng gunakan salah sehingga akan lebih baik apabila mereka mengecek kebenaran tentang kehamilan Ajeng pada seorang ahli, siapa tahu sebenarnya Ajeng tidak hamil. Tapi seperti kata Bu bidan tadi, kehamilan Ajeng telah memasuki minggu ke-lima dan itu berarti dugaan sekaligus harapan Retno salah.

Akibatnya, raut wajah Retno kian muram dari waktu ke waktu. Wanita yang biasanya ramah pada semua orang itu mendadak malas berbicara pada Bu bidan dan tidak menanggapi satu pun kalimat atau bahkan kata yang dilontarkan Bu bidan. Retno, baru berbicara pada Bu bidan ketika Bu bidan beranjak dari tempat duduk hendak pulang, itu pun dengan tujuan penting.

"Saya harap Bu bidan bisa menyembunyikan kehamilan anak saya ini dari semua orang. Kalau ada yang bertanya apa yang Bu bidan lakukan di rumah kami, mohon berikan alasan bahwa saya sedang sakit," kata Retno sembari menyerahkan beberapa lembar uang merah yang sepertinya kelebihan jika itu hanya untuk biaya pemeriksaan Ajeng, tapi sepertinya kelebihan uang tersebut untuk hal lain. Ajeng benar-benar tidak pernah menyangka akan melihat proses sogok menyogok tepat di depan matanya dan dilakukan oleh ibunya sendiri pula.

"Saya janji akan tutup mulut," kata Bu bidan.

Begitu Bu bidan keluar dari pintu utama rumah, Retno langsung luruh ke sofa di ruang tamu. Dalam hati, Ajeng sebenarnya ingin sekali menghampiri Retno yang ada di seberangnya dan bertanya apakah dia merasa baik-baik saja? Karena menurut pengamatan Ajeng, sang ibu kelihatan sangat letih dan tertekan. Namun, Ajeng takut melakukan hal itu karena tahu bahwa Retno akan langsung menjauh darinya. Tidak heran, dia masih marah besar pada Ajeng dan kini kemarahannya itu kian membesar.

"Puas kamu sekarang, bikin ibu dan ayah malu?" Walaupun mengatakan hal itu dengan lemah, tapi Ajeng tetap saja merasa takut mendengarnya dan akhirnya menunduk. Ajeng yakin, Retno tidak membutuhkan tanggapannya saat ini. "Puas sekali pasti. Kamu melakukan hal yang kamu inginkan tanpa memikirkan konsekuensinya dan akhirnya kami yang harus menanggung malu.

Kamu bukan hanya sudah mengecewakan kami, tapi juga sudah ingkar janji. Kamu bilang mau bikin ayah dan ibu bangga dengan kuliah yang benar kalau diizinkan pacaran dengan Alan, tapi kenyataannya apa?  Kamu sekarang gak bisa kuliah karena hamil. Kamu juga waktu itu janji kan untuk tidak melampaui batas, tapi ingkar lagi dan berakhir seperti sekarang ini."

Retno geleng-geleng kepala. Sakit kepala yang telah hilang beberapa minggu yang lalu, kembali dia rasakan sekarang dan rasanya semakin lama sakitnya semakin parah.

"Ibu gak bisa ngomong apa-apa lagi Jeng. Ibu capek. Satu-satunya harapan kita adalah semoga gak ada satupun orang di kampung ini yang tahu tentang kehamilanmu atau keluarga kita benar-benar akan hancur."

Sesungguhnya, Ajeng tidak tahu maksud dari kata hancur yang Retno maksud dan dia juga tidak tahu bahwa arti dari kata tersebut akan ia ketahui artinya dalam waktu dekat. Dan Ajeng masih bertanya-tanya ketika Rama keluar dari kamar dan berkata pada Ajeng, "Suruh Alan datang bersama orang tuanya kemari. Pernikahan kalian harus segera ditentukan sebelum perutmu itu membesar."

>>>>>
OMG, gak tahu lagi deh harus ngomong apa, semuanya sudah kebongkar sekarang😵

Kamu bilang, kamu cinta sama akuWhere stories live. Discover now