Ada hal sesuatu yang membuat azka menjadi begini

154 93 58
                                    


"Semua orang boleh pergi, asalkan
yang tidak boleh pergi adalah ayah, bunda dan Najwa..."

~Azkara Dewara.

"Semua pasti akan kembali
ke pangkuan sang ilahi..."
~Azkara Dewara.

Cerita ini aku kembalikan ke jaman pada saat Azka dan juga Najwa masih kecil, ini dia kisah keluarga mereka.

Pada waktu itu Azkara berusia 9 tahun, dirinya masih kecil dan imut lucu.

Azkara sudah ngerti apa yang dimaksud dengan kematian, sebelum neneknya meninggalkan Azkara sendirian.

Dirinya di manja banget oleh neneknya, Najwa juga di manjakan banget oleh sang nenek. Kita sebut saja namanya nenek Fatimah, sang nenek mengajarkan Azkara dan Najwa sholat dan mengaji.

Dulu Azkara adalah anak yang Sholeh, menghafalkan Al-Qur'an dan pernah juga juara lomba tahfidz.

Kedua orangtua Azka sibuk mencari nafkah untuk kedua anaknya, sehingga tidak sempat untuk berkumpul.

Beberapa bulan kemudian, sang nenek mengalami sakit - sakitan yang sangat misterius, pernah dibawa ke rumah sakit untuk menjalani pengobatan sang nenek.

Akan tetapi, setelah sampai di RS sana dan sudah diperiksa oleh dokter.

"Maaf bapak, ibu nenek Fatimah tidak bisa kami prediksi apakah punya penyakit apapun itu." Sahut dokter.

"Yang benar aja dokter?" Tanya Ayah.

Dokter pun hanya menganggukkan kepalanya, Bunda dan Ayah terduduk lemas.

Najwa dan juga Azka hanya bisa terdiam melihat Bunda dan Ayah menangis, Azka dan juga Najwa melihat sang nenek yang sedang terbaring di ruangan ICU.

"Nenek kenapa masuk ke dalam sini?" Batin Azka.

2 Minggu kemudian, sang nenek menghembuskan nafas terakhirnya. Semua orang menangis dan para tetangga datang ke rumah kediaman keluarga Dewara, mereka mengucapkan ber bela sungkawa.

Najwa dan Azka tidak mengerti kenapa dirumahnya banyak tamu berdatangan, sang adek di temani oleh kakeknya dan juga ditemani oleh saudara dari bunda dan juga saudara dari ayah.

Waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 WIB, jenazah sang nenek segera dikuburkan. Orang - orang membawa nenek ke peristirahatan terakhirnya, Azkara Dewara beserta sang ayah ke pemakaman nenek.

Azkara Dewara masuk ke liang lahat, membantu untuk menguburkan jenazah sang nenek. Azka melantunkan adzan untuk jenazah sang nenek untuk terakhir kalinya, meskipun Azka sedikit bingung untuk mencerna apa yang dia lihat barusan.

1 jam kemudian, akhirnya jenazah nenek sudah di makamkan. Orang - orang sudah pergi meninggalkan rumah kediaman keluarga Dewara, kini rumah tinggal berempat Ayah, bunda, Azka dan Najwa sang kakek ikut keluarga dari ayah maupun keluarga bunda.

***

Azkara kini sudah mengerti atas apa yang dia lihat, dirinya bertanya ke bunda soal nenek.

"Bunda, nenek sudah berada di atas langit sana ya?" Tanya Azka dengan suara pelannya itu sambil menunjuk ke arah awan.

Bunda yang mendengar pertanyaan dari Azka sempat Shock dan tidak menyangka sang anak bertanya seperti itu.

"Hemm, iya nak. Nenek kamu sudah pergi ke atas langit, kamu harus ikhlasin nenek." Sahut bunda mencoba menenangkan sang putra.

"Terus, kenapa nenek tidak izin ke Azka dahulu? Azka disini sama siapa jika nenek pergi." Ucap Azka dengan suara sangat pelannya menahan air mata.

Bunda yang mendengar jawaban dari Azka merasa tersentuh, dan mencoba untuk menenangkan sang putra agar tidak menangis.

Luka (Karenamu Aku Berubah) Där berättelser lever. Upptäck nu