Mencari sebuah kebenaran

40 26 56
                                    

"Sepandai-pandainya orang itu menyembunyikan sesuatu maka suatu saat nanti akan terbongkar semuanya."
~Amora Nur Chasya

Pada waktu itu, setelah Amora di fitnah oleh Ayu yang membuat Mora di kucilkan oleh teman - teman yang lain.

Kecuali Shofie dan Bella mereka berdua terus menemani Amora yang sedang duduk merenung bersedih, Abah dan para ustadz, ustadzah membantu mencari sebuah kebenaran bahwa Amora tidak bersalah.

Ingat kemarin pada saat Ayu yang sedang rebahan dengan wajah yang sombong ituu memfitnah Amora begitu saja tanpa adanya bukti, teman Amora yang tidak terhasut oleh teman - teman  lainnya pun melaporkan voice Ayu ke Abah dan para ustadz, ustadzah untuk di tindak lanjutkan.

"Sukurin kau Ayu, sekarang semua orang akan berpihak kepada Amora dan kamu akan dikeluarkan dari ponpes ini oleh Abah Amrin." Batin temannya Amora

Azka yang sedang belajar dikelasnya, tiba - tiba saja mengajak Biru untuk membantu kebenaran soal Amora.

"Biru, aku ajak mau tidak?" Azka mengajak Biru untuk menyelediki.

"Wahh, soal Amora? Oke bolehh ayoo gaskan." Sabiru mengiyakan ajakan azka.

Akhirnya mereka berdua turun kebawah, pura - pura ke kamar mandi. Azka dan Sabiru berjumpa dengan Bella dan Shofie temannya Amora, menanyakan keadaan Amora.

"Bel, shof." Azka memanggil keduanya.

"Ada apa azka?" Mereka sontak bertanya kepada Azka.

"Amora sekarang lagi dimana? Apakah dia baik - baik saja?" Tanya Azka.

"Alhamdulillah, dia baik - baik saja. Dia sekarang ada di kamar lamanya, Mora sering melamun dan sering menyalahkan dirinya dia sendiri. Bener kan Bella, kemarin Mora cerita ke kita soal Masalah ini." Sahut Shofie.

"Aku bantu cari kebenaran soal Amora ini ya, takutnya Mora kenapa - Napa kalau terus-terusan begini." Ucap Azka.

"Boleh aja Azka mau ikut carii, biar nanti ayu dikeluarkan dari pondok sini." Shofie sudah greget banget sama Ayu karena seenaknya dia fitnah Amora tanpa adanya barang buktii.

Akhirnya pada waktu jam istirahat pertama, Ayu keluar dari kelas menuju ke kantin untuk membeli sebuah makanan. Pada waktu itu semua orang melihat ayu dengan tatapan yang begitu sangat sinis, dan mereka membicarakannya dihadapannya langsung.

Teman - teman yang lainnya pun membicarakan soal ayu secara diam - diam, "ehh lihat itu perutnya makin hari makin besar yah? Apa jangan - jangan yang hamil dia yahh?"

Teman yang berada disampingnya pun ikutan membicarakan soal Ayu, "iyaa ihh kasihan benar Amora difitnah sama dia. Tidak beres ini mah, ehh buktinya yang dia perbuat sudah ada kan di tangan kamu?" Tanya teman satunya dengan suara sedikit keras.

"Bukti apa lagi anjirt? Apa jangan - jangan yang di depan kamar kosong itu ada cctv mungkin kah? What the hell!" Batin Ayu.

Pada saat itu, teman Amora yang membawa handphone secara diam - diam itu pun ke ruang guru dan BK untuk menunjukkan bukti suara yang terjadi pada ayu.

"Ustadz, ustadzah. Mira punya bukti suara Ayu sendiri dia pelaku yang memfitnah Amora itu sendiri, tolong kali ini saya serius. Saya tidak mau Amora kenapa - Napa, ayo bekerjasamanya para ustadz dan ustadzah." Mira menyuarakan kebenaran bahwa Amora tidak bersalah.

Semua orang pun mendengarkan voice dari Ayu, dan sangat terkejut tidak menyangka bahwa Ayu melakukan hal ini kepada Amora.

Ustadz mengecek cctv yang berada di depan ruangan kosong, melongo dan tidak menyangka sama sekali. Gerak - geriknya dia tidak menyangka, bahwa Ayu masuk ke kamar kosong bersama santri juga.

Luka (Karenamu Aku Berubah) Where stories live. Discover now