6| GADIS SAKIT

51 8 0
                                    

Jatuh cinta bukanlah sebuah dosa.

— THE PERFECT SECRET —

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

AIRIN menatap abangnya dengan jengah. Bagaimana tidak? Sejak tadi, abangnya itu terlihat mondar-mandir di depan kamarnya yang sengaja dibiarkan terbuka karena Airin masih belum mau tidur. Dia masih sibuk mengerjakan tugas sekolahnya. Ada beberapa soal yang tidak dia temukan jawabannya meskipun sudah beberapa kali menemukan jawabannya. Airin yang merasa sakit kepala karena tak kunjung menemukan jawabannya, semakin pusing saja melihat sang abang mondar-mandir di depan kamarnya.

“Kenapa sih, Bang? Kebelet kamar mandi?” tanya Airin.

Nampak Ihsan menghentikan langkahnya. Dia menatap Airin. Ihsan memasuki kamar adiknya yang penuh dengan figur anime itu. Membuatnya sakit mata karena ada beberapa figur yang berpakaian minim.

Airin memang pecinta anime sejak kecil. Dia mengoleksi hal-hal yang berbau anime. Karena itu, dia rajin menabung karena tidak ingin merepotkan orang tuanya. Lebih baik uang jajannya berkurang daripada harus meminta lebih.

Sejak berteman dengan Aoi, Airin pun semakin mengenal Jepang lebih dalam. Kini, cita-citanya ingin bekerja di Negeri Sakura itu.

“Eh, Dek. Gue mau nanya dong.”

“Nanya apaan?” Airin menjawab, tetapi tidak menatap Ihsan. Dia fokus kepada soal-soal di bukunya yang nampak rumit.

Ihsan duduk di tepi ranjang Airin. “Shabiya beneran bukan adek kandungnya Aryan, kan?”

“Bukan, dong. Kan Asya sendiri juga bilang kalau Shabiya di adopsi dari Panti Asuhan,” jawab Airin, “emangnya kenapa?”

“Ya nggak, aneh aja gue lihatnya.”

“Aneh gimana?” Baru lah Airin menoleh pada abangnya.

“Kagak. Kepo amat sih lu,” balas Ihsan, meledek Airin. Dia pun segera keluar dari kamar adiknya. Ihsan pergi ke kamarnya sendiri. Dia masih terbayang kejadian tadi sore di sekolah ketika dia bertemu dengan Shabiya dan Aryan.

Jika mereka baru saja bertemu, bukankah seharusnya Aryan tidak sedalam itu menatap Shabiya? Di mata Ihsan, Aryan seperti memandang Shabiya bukan adiknya. Berbeda sekali ketika Aryan bersama dengan Asya. Bagaimana ya, Ihsan menjelaskannya? Aryan seperti menjaga Shabiya. Hanya saja, Shabiya seperti tidak tahu.

[NUG's 7] The Perfect SecretWhere stories live. Discover now