12| UNTUK SEMENTARA

29 4 1
                                    

Kenyataan harus aku terima.
Berjauhan denganmu memang membuatku tersiksa.
Tetapi, aku percaya.
Semua akan indah pada waktunya.

— THE PERFECT SECRET —
by Arthar Puspita

***

“CEWEK tadi, siapa?”

Ketika jam istirahat, Aryan segera melaksanakan kewajibannya. Meski tempat kerjanya ini restoran sushi, namun pihak owner memiliki rasa toleransi yang tinggi. Dengan menyediakan mushala kecil di dekat toilet. Aryan sedang makan siang bersama Mas Gunawan atau yang biasa di panggil Mas Gun. Seniornya di tempat kerja, juga tetangganya di apartemen. Beliau sudah berkeluarga, namun istri dan anaknya ada di Jawa dan setiap hari raya beliau akan pulang kampung.

Mungkin, tadi Mas Gun melihat Shabiya yang mendatanginya.

“Kenalan, Mas,” ujar Aryan.

Pihak resto tidak menyediakan makanan, jadi para pegawainya makan dengan uang mereka sendiri. Aryan makan nasi padang di dekat resto, sementara Mas Gun makan nasi warteg.

Aryan tidak bisa menjawab bahwa Shabiya adalah adiknya. Karena memang dia tidak pernah menganggap Shabiya sebagai adiknya. Shabiya adalah orang yang dia suka, orang yang dia cinta. Tetapi, Aryan bukan siapa-siapa bagi Shabiya.

“Oh, kelihatannya tadi kalian ribut. Ada masalah?” tanya Mas Gun lagi.

Aryan menggeleng, “nggak ada, Mas.”

“Bagus deh. Misalnya ada masalah pun, sebaiknya dibicarakan baik-baik. Karena kita nggak pernah tahu, apa yang akan terjadi dengan diri kita maupun orang itu. Sebelum semuanya terlambat,” ujar Mas Gun, membuat Aryan sedikit terpikir. Bahwa ucapannya ada benarnya juga.

“Iya, Mas. Makasih sarannya.”

Mas Gun mengangguk, ia menepuk bahu Aryan. “Udah selesai makannya? Yuk, lanjut kerja.”

“Siap!” ujar Aryan dengan semangat.

Pengalaman pertamanya bekerja sangat menyenangkan. Berbeda sekali ketika ia disuruh atau dimintai oleh Abyan untuk mengurus bisnis. Aryan merasa terpaksa, dimana dia diwajibkan meneruskan bisnis orang tuanya karena dia harapan satu-satunya. Membuat Aryan tidak merasa bebas dengan pilihannya sendiri.

Aryan membersihkan meja. Bersama rekan kerjanya yang lain, mereka saling membantu. Tidak ada perlakuan buruk yang Aryan terima meski dia anak baru. Dunia kerja memang tidak selalu baik, tetapi tidak seburuk yang dibayangkan.

Aryan mengatur waktunya sebaik mungkin. Dia akan minta lembur ketika hari libur, dimana beberapa karyawan lain justru meminta libur untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Dan di hari sekolah, Aryan akan meminta shift malam. Sehingga, Aryan tidak bolos sekolah dengan alasan kerja. Bagaimanapun, dia sebentar lagi akan lulus. Aryan tidak mau mengecewakan orang tuanya lebih dalam lagi.

Dia harus lulus, bagaimanapun caranya.

Hanya waktu bermainnya saja yang Aryan hilangkan. Teman-temannya sering mengajak menginap di rumah Sean, namun Aryan selalu menolak. Dia mengatakan bahwa lagi fokus belajar. Meski teman-temannya menaruh curiga, tetapi mereka tidak memaksakan kehendak mereka.

[NUG's 7] The Perfect SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang