14| MIMPI

27 4 2
                                    

Kenangan di antara kita benar-benar ada.
Selama ini, bagaimana kamu bisa menahan rasa sakitnya?

— THE PERFECT SECRET —
by Arthar Puspita

***

TENGAH malam, Shabiya terbangun ketika mimpi yang akhir-akhir ini menghantuinya itu datang. Mimpi masa kecilnya. Mimpi kenangannya bersama dengan Aryan. Semua itu, terasa nyata. Apa memang itu adalah kenangan yang Shabiya lupakan selama ini? Keringat bercucuran membasahi wajahnya. Shabiya menghidupkan lampu kamarnya, yang semula hanya menggunakan lampu tidur. Akhir-akhir ini, kondisinya membaik. Dia tidak lagi kambuh, hingga berani tidak menyalakan lampu saat hendak tidur.

Jam dinding menunjukkan pukul 3 dini hari. Shabiya merasa tidak bisa untuk tidur lagi. Dia pun memutuskan untuk shalat malam. Memohon ampunan kepada Allah. Kemudian, Shabiya teringat akan mimpinya. Dia ingin diberikan petunjuk atas mimpi tersebut. Jika itu hanya sebuah mimpi, mengapa terasa begitu nyata? Jika mimpi itu benar, maka apa yang harus dia lakukan untuk menghadapi Aryan?

Ini sudah hampir setengah semester Aryan pergi dari rumah. Shabiya pernah beberapa kali tak sengaja bertemu, namun Aryan masih memilih menghindarinya. Shabiya mengunjungi restoran sushi tempat Aryan bekerja. Namun, Aryan tidak mengatakan apa-apa. Ketika Shabiya meminta waktunya sebentar, Aryan mengatakan dia sedang sibuk. Sehingga, Shabiya tidak tahu harus bagaimana.

Abyan dan Icha rupanya sudah tahu dimana Aryan tinggal. Namun, mereka bungkam memberi tahu Asya dan Shabiya. Mereka hanya mendoakan Aryan baik-baik saja diluar sana, dan nanti ketika sudah waktunya berharap Aryan akan pulang dengan sendirinya. Mereka mendukung kegiatan Aryan di luar sana asalkan tidak meninggalkan kewajibannya sebagai seorang pelajar yang sebentar lagi akan lulus.

Asya sering sekali mengomel pada Shabiya bahwa Aryan menjengkelkan. Tidak mau memberi tahu dimana dia tinggal. Memang apa yang perlu dirahasiakan dari keluarga? Asya merasa kakaknya itu semakin hari, semakin menjengkelkan saja. Mereka hanya bertemu di sekolah. Lebih tepatnya, Asya yang memaksa bertemu ketika jam istirahat. Asya akan mendatangi kelas Aryan dan mengomel sepanjang jam istirahat sehingga Aryan sudah terbiasa.

Setelah shalat, Shabiya merapikan mukena ke tempatnya semula. Dia mulai belajar, melanjutkan pelajaran semalam karena Shabiya merasa mengantuk sekali. Minggu ini, mereka akan menghadapi ujian tengah semester. Shabiya harus berusaha agar bisa mengejar nilai yang tertinggal karena dia anak baru.

Namun, pikiran Shabiya lagi-lagi tertuju pada Aryan.

Shabiya ingin menceritakan tentang mimpinya itu kepada Aryan.

Tetapi, bagaimana?

Untuk bertemu saja, Aryan selalu menghindarinya.

Shabiya menggeleng, “Shabiya, mending kamu fokus belajar buat ujian. Urusan Kak Aryan, nanti aja.”

Begitu, Shabiya akan berusaha fokus agar nilainya bagus dan membanggakan Abyan dan Icha yang sudah banyak membantunya selama ini.

Hingga, ujian pun selesai dan musim liburan datang.

***

[NUG's 7] The Perfect SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang